Mohon tunggu...
Zairiyah kaoy
Zairiyah kaoy Mohon Tunggu... Penulis - Hipnoterapis, penulis buku seberapa kenal kamu dengan dirimu, bahagia dengan pemetaan pikiran.

Manusia sulit berpikir positif mengenai orang lain ketika ia berada pada muatan emosi negatif yang sangat kuat.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Apa Penyebab Perselingkuhan?

31 Mei 2023   09:36 Diperbarui: 31 Mei 2023   17:46 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maraknya berita mengenai perselingkuhan semakin meresahkan, baik dari sisi kaum wanita maupun pria. Bagaimana tidak, perselingkuhan membuat para pelakunya menjadi mati rasa, mati nurani dan mengakibatkan KDRT. Perselingkuhan terjadi dimana-mana, para pelakunya dari segala usia dan dilakukan oleh orang-orang yang sudah berumah tangga. Seolah mereka tidak peduli dengan orang lain yang melihat tingkah pola mereka, yang mereka tahu hanyalah dirinya dan orang baru yang mengisi hari-harinya.

Saya pernah melakukan survei kepada para pria dan wanita yang pernah melakukan perselingkuhan tersebut dan ada beberapa yang membuat saya berkata di dalam hati "aah masa sih, sederhana sekali?" Perselingkuhan seolah jalan untuk mendapatkan kebahagiaan, meredakan kejenuhan dan lain sebagainya.

Lalu, apa saja yang mereka katakan tentang perselingkuhan?

Mengapa perselingkuhan bisa terjadi, apa yang menjadi penyebab perselingkuhan? Siapa yang bisa melakukannya? Dan apakah mereka menyesal melakukannya? Bagaimana agar ia mampu keluar dari jeratan perselingkuhan dan bagaimana mengatasi rasa sakit akibat diselingkuhi?

Berikut penjelasannya:

Penyebab Perselingkuhan

Cinta adalah "alat" yang paling canggih untuk menghindari manusia dari segala hal yang menyakitkan di dunia ini. Dengan adanya cinta dan kasih sayang di dalam hati setiap insan maka hal buruk tidak akan terjadi. Mengapa ada yang namanya perselingkuhan? karena tidak ada cinta di dalam hatinya.

Saya pernah mengulas di artikel sebelumnya bahwa, kita memiliki ketertarikan kepada lawan jenis karena beberapa hal yaitu karena kecerdasannya, karena hartanya, karena bentuk fisiknya atau karena keramahannya, cara ia menyikapi orang lain, keimanannya atau karena Allah. Ketika manusia memiliki ketertarikan hanya berhenti pada urusan lahiriah yang saya sebutkan di atas kecuali karena Allah, maka tentu saja ia akan mudah tergoda dengan orang-orang yang memiliki kemiripan dengan pasangan kita. Ketika kelebihan pasangan sudah tidak terlihat lagi.

Bila sebelum menikah ia terlihat cantik dan langsing atau sang pria sixpack dan ketika menikah badan mulai mengembang dan tidak terawat lagi, maka mereka akan mulai melirik orang-orang yang memiliki kesamaan dengan pasangannya ketika sebelum menikah.

Demikian pula ketika seseorang menikah karena hartanya dan saat hartanya mulai berkurang maka ketertarikannya pada pasangannya juga mulai berkurang dan akhirnya mencari orang lain lagi yang lebih kaya dari pasangannya. Masih banyak contoh ketertarikan lainnya yang terjadi di sekitar kita.

Apakah berselingkuh selalu bertemu dengan orang yang mirip dengan pasangan kita? Tentu saja ada kemiripan, perselingkuhan sendiri karena ungkapan kekecewaan yang tidak terucap. Pernakah kita melihat mantan pacar selalu mirip dengan orang yang pernah dekat sebelumnya, kita akan menyukai dan mendekati seseorang yang sesuai dengan kriteria kita.

Pria yang senang dengan wanita yang lembut akan berselingkuh dengan wanita yang lembut di luar sana, ketika pasangannya tidak lagi lembut padanya karena berbagai alasan. Wanita akan suka dengan pria yang perhatian ketika pasangan hidupnya sudah tidak lagi perhatian padanya, padahal awal menikah sangat perhatian dan itu yang ia sukai dari pasangannya sebelum menikah dengannya. Kenapa mereka memilih berselingkuh? Mereka hanya mencari pelengkap hatinya saja.

Ketika di dalam rumah tangga tidak terlalu terjadi perubahan kebiasaan seperti awal menikah atau sebelum menikah maka perselingkuhan tidak akan terjadi.

Bagi mereka yang berselingkuh, perselingkuhan merupakan bumbu tambahan untuk melepaskan kebosanan dan dalam rangka mempertahankan rumah tangga. Padahal perselingkuhan itu justru merusak hubungan, namun yang berselingkuh tidak bisa melihat bahwa bila ia yang diselingkuhi apakah ia akan bisa bersikap biasa dan tetap bisa mencintai pasangannya?

Sulitnya manusia berempati dengan menempatkan posisi yang tidak nyaman tersebut ada di posisinya, membuat kezaliman terjadi dimana-mana.

Perselingkuhan terjadi juga karena pasangan tidak lagi menjaga apa yang menjadi privasi pasangannya, sering kita merasa bahwa setelah menikah satu dengan lainnya tidak perlu menjaga privasi, padahal privasi tetap harus dijaga untuk tetap bisa saling menghargai., saat kita merasa tidak memiliki privasi lagi, kita akan beranggapan bahwa tidak ada lagi yang harus dijaga.

Pelaku Perselingkuhan dan Penyesalan

Perselingkuhan terjadi karena ada kesempatan dan kehidupan yang tidak seimbang. Bukan hanya pria yang berselingkuh banyak juga terjadi pada para wanita. Perselingkuhan ini bisa terjadi karena beberapa hal yang tidak berjalan sebagaimana keinginan pribadinya.  

Pada dasarnya manusia tetap membutuhkan pengisian tangki-tangki pada psikisnya yaitu pelayanan, perhatian, pujian atau apresiasi, hadiah dan belaian. Lima tangki ini tetap butuh diisi sejak dari dalam kandungan hingga kematiannya. Bila tidak terisi atau dibiarkan kering maka akan terjadi banyak persoalan di dalam kehidupan yang bersangkutan atau pasangan hidupnya.

Tangki-tangki itu berupa faktor ekonomi (hadiah), tubuh fisik sudah tidak menarik lagi (perhatian), gaya bicara sudah berubah dibanding sebelum menikah (perhatian), tidak menjaga privasi pasangan (apresiasi) sebagai kepala rumah tangga atau sebagai pendamping hidup yang harus dihormati, tidak perhatian lagi, tidak memuji lagi seperti sebelum menikah (apresiasi). Tidak mengapresiasi terhadap apa yang telah dilakukan pasangan kita, tidak bersikap manis atau lembut lagi kepada pasangan (perhatian). Bila ia memiliki masalah kita membiarkannya menyelesaikan sendiri atau tidak mau tahu (menenangkan atau membelai pundaknya), tidak melayaninya dengan baik (pelayanan).

Kita cenderung menuntut dan tidak peduli terhadap apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan pasangan dan juga keluarga. Selalu menuntut akan menimbulkan kebosanan di dalam rumah tangga. Kebosanan inilah yang menjadi faktor pencetus terjadinya perselingkuhan.

Apakah orang-orang yang berselingkuh merasa menyesal? Tergantung dari pasangannya. Bila pasangannya hanya mencecar dan menuntut tanpa bisa memahami maka perselingkuhan akan terus terjadi.

Apa sebaiknya yang dilakukan ketika perselingkuhan telah sering terjadi? Kembali kepada niat apakah ingin tetap melanjutkan hubungan atau tidak? Bila masih ingin lanjut tentunya harus merubah pola dari yang sebelumnya yaitu mengisi tangki kasih sayang yang kosong terus menerus.  

Tangki-tangki itu yang menyelamatkan seseorang melakukan tindakan merusak diri atau orang lain. Semakin seseorang terlihat jahat dan melakukan banyak hal seenaknya disebabkan tangki kasih sayang yang mengering sejak kecil hingga dewasa dan membuatnya putus asa hingga merusak dirinya dan orang lain atau matinya hati nurani. Bila dalam rumah tangga penuh dengan kasih sayang tentunya di dalamnya akan terasa hangat dan bahagia, enggan menciptakan kebahagiaan di luar rumah bersama orang lain.

Bila pasangan hidup baik, pengertian, penuh kasih sayang, menghormati, memberi pujian dengan tulus dan memberikan apa yang disukai oleh pasangan dan anak-anaknya atau melayaninya dengan baik, membuat orang yang berselingkuh merasa menyesal telah menyakiti orang yang salah.

Ia akan kembali kepada pasangannya tersebut dan tidak mengulangi lagi hal yang tidak perlu. Bila terjadi sebaliknya, maka perselingkuhan akan terus berlanjut bahkan bisa saja terjadi perceraian karena merasa sangat tidak nyaman dan merasa telah asing dengan pasangannya tersebut.

Bagaimana Agar Mudah Keluar Dari Jeratan Perselingkuhan dan Mengobati Rasa Sakitnya

Perselingkuhan adalah kegiatan yang bersifat kebahagiaan semu yang dilakukan oleh dua manusia. Mengapa dikatakan semu?

Kegiatan yang dilakukan dibawah rasa was-was atau takut ketahuan dengan pasangannya dan bersifat sementara. Bisa dikatakan pelarian atau melarikan diri dari kenyataan hidupnya sendiri. Perselingkuhan sama halnya dengan orang-orang yang berinteraksi dengan alkohol dan narkoba yang bersifat candu dan mengikat psikis juga fisiknya.

Orang yang berselingkuh cenderung dimusuhi sama dengan orang-orang yang menggunakan narkoba. Sebenarnya mereka butuh bantuan, dibutuhkan kesabaran dan kasih sayang agar mereka bisa lepas dari jeratan kebahagiaan semu tersebut. Namun faktanya kita justru menjauhi dan membenci mereka apalagi bila itu terjadi pada keluarga kita sendiri.

Tidak mudah memaklumi dan menyayangi orang yang telah kecanduan selingkuh dan memang menurut survey, selingkuh adalah perbuatan yang berulang atau bersifat candu. Sulit sekali individu kembali ke jalan yang seharusnya, mereka akan terlena terlebih memiliki pasangan selingkuh yang lihai menjerat. Bagaimana agar mudah keluar dari jeratan perselingkuhan?

Sama dengan narkoba, mereka yang berselingkuh juga berawal dari sebuah komunitas atau pertemanan yang memiliki hobi yang sama. Menghindari orang-orang yang tidak setia dan selalu ingin bersenang-senang merupakan langkah pertama untuk menghindari perselingkuhan. Awal mulanya dikenalkan dengan seseorang, lalu berbagi no handphone, bertemu dan menjalin hubungan.

Mengingat bahwa rumah tangga dibangun untuk kebahagiaan bersama, bukan sendiri. Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama, sang istri mengelola keuangan suami untuk kebutuhan rumah tangga dan suami mencari nafkah. Anak-anak mendapat perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tua, bila melakukan kesalahan terapkan budaya maaf di dalam rumah dan saling meminta maaf atas kesalahan kecil maupun besar.

Kata maaf mampu meredakan emosi negatif yang tersimpan lama, dan seringlah berucap kata sayang pada pasangan dan anak-anak. Tetap terapkan 5 pengisian tangki yang saya sebutkan di atas, walaupun pasangan telah terlanjur berselingkuh dan pada akhirnya ia akan bosan dengan pasangan selingkuhan dan kembali kepada pasangan aslinya.

Perselingkuhan pada awalnya terkesan baik-baik saja dan merasa bahagia, lalu dipertengahan mulai ada tuntutan dari pasangan selingkuhnya, bila keingingannya tidak dipenuhi mulai timbul ancaman-ancaman dan pada akhirnya saling menghina dan menyiksa.

Pada awal hubungan selalu indah dan manis, namun lama-kelamaan mulai seolah memiliki kewajiban untuk telepon, memberi uang, membayarkan sesuatu, membelikan sesuatu dan lainnya, lantas apa bedanya dengan yang di rumah? Hanya beda penampang alias wajah dan cara---cara, tetapi kegiatan yang lainnya tetap sama.

Individu yang diselingkuhi tentu memiliki trauma sendiri dan memiliki harapan agar pasangannya kembali seperti dulu lagi kepadanya. Mengobati rasa sakit yang paling jitu adalah dengan melihat penyebab dan tidak bertumpu kepada akibat atau fokus kepada perbaikan diri sendiri dan berani melihat sebab. Tidak ada akibat tanpa sebab dan mulailah mengisi diri dengan hal yang bermanfaat dan menyayangi diri sendiri dengan tidak larut pada kesedihan dan menyalahkan diri sendiri dan orang lain. Fokus saja hanya kepada perbaikan diri dan membahagiakan diri dan orang lain.

Perselingkuhan terjadi akibat kurang kuatnya pondasi yang berawal dari dalam rumah itu sendiri. Isilah tangki kasih mereka agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dan melanjutkan hidup dengan rasa bahagia. Kebahagiaan adalah pilihan dan siapa lagi yang bisa menciptakannya kalau bukan dimulai dari diri kita sendiri dan kita berikan kepada orang yang kita sayangi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun