Mengingat bahwa rumah tangga dibangun untuk kebahagiaan bersama, bukan sendiri. Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama, sang istri mengelola keuangan suami untuk kebutuhan rumah tangga dan suami mencari nafkah. Anak-anak mendapat perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tua, bila melakukan kesalahan terapkan budaya maaf di dalam rumah dan saling meminta maaf atas kesalahan kecil maupun besar.
Kata maaf mampu meredakan emosi negatif yang tersimpan lama, dan seringlah berucap kata sayang pada pasangan dan anak-anak. Tetap terapkan 5 pengisian tangki yang saya sebutkan di atas, walaupun pasangan telah terlanjur berselingkuh dan pada akhirnya ia akan bosan dengan pasangan selingkuhan dan kembali kepada pasangan aslinya.
Perselingkuhan pada awalnya terkesan baik-baik saja dan merasa bahagia, lalu dipertengahan mulai ada tuntutan dari pasangan selingkuhnya, bila keingingannya tidak dipenuhi mulai timbul ancaman-ancaman dan pada akhirnya saling menghina dan menyiksa.
Pada awal hubungan selalu indah dan manis, namun lama-kelamaan mulai seolah memiliki kewajiban untuk telepon, memberi uang, membayarkan sesuatu, membelikan sesuatu dan lainnya, lantas apa bedanya dengan yang di rumah? Hanya beda penampang alias wajah dan cara---cara, tetapi kegiatan yang lainnya tetap sama.
Individu yang diselingkuhi tentu memiliki trauma sendiri dan memiliki harapan agar pasangannya kembali seperti dulu lagi kepadanya. Mengobati rasa sakit yang paling jitu adalah dengan melihat penyebab dan tidak bertumpu kepada akibat atau fokus kepada perbaikan diri sendiri dan berani melihat sebab. Tidak ada akibat tanpa sebab dan mulailah mengisi diri dengan hal yang bermanfaat dan menyayangi diri sendiri dengan tidak larut pada kesedihan dan menyalahkan diri sendiri dan orang lain. Fokus saja hanya kepada perbaikan diri dan membahagiakan diri dan orang lain.
Perselingkuhan terjadi akibat kurang kuatnya pondasi yang berawal dari dalam rumah itu sendiri. Isilah tangki kasih mereka agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dan melanjutkan hidup dengan rasa bahagia. Kebahagiaan adalah pilihan dan siapa lagi yang bisa menciptakannya kalau bukan dimulai dari diri kita sendiri dan kita berikan kepada orang yang kita sayangi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H