Mohon tunggu...
Zairiyah kaoy
Zairiyah kaoy Mohon Tunggu... Penulis - Hipnoterapis, penulis buku seberapa kenal kamu dengan dirimu, bahagia dengan pemetaan pikiran.

Manusia sulit berpikir positif mengenai orang lain ketika ia berada pada muatan emosi negatif yang sangat kuat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perasaanmu adalah Doa yang Sebenarnya

22 Juni 2022   09:45 Diperbarui: 26 Juni 2022   23:57 2977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber. Wanita muda yang indah gembira/shutterstock.

Perasaan berkaitan dengan kesadaran dan persepsi, perasaan berada pada pikiran dan hati manusia yang merupakan hasil dari olah pikiran sehingga menghasilkan rasa. Apakah itu merupakan rasa bahagia, sedih atau ketakutan yang ada di dalam diri. 

Perasaan yang menimbulkan persepsi ini hasil dari kebiasaan individu merespon dan mencerna sesuatu di luar dirinya, contohnya ia melihat, mendengar, mencium, mengecap dan meraba sesuatu hingga pikirannya membentuk suatu objek atau energi tersebut hingga menyimpulkan sesuatu.

Perasaan juga berkaitan dengan jantung manusia dan seperti yang kita ketahui bersama bahwa di dalam jantung manusia terdapat sel otak yang sama dengan otak yang ada di kepala dan memiliki kekuatan 5000 kali lebih besar dari sel otak yang ada di kepala. 

Ketika manusia memutuskan untuk bahagia dan mendapatkan apa saja keinginannya atas izin Allah SWT bahwa semua itu dapat terjadi ketika perasaan itu telah damai dan tenang. 

Untuk mencapai hal tersebut tentunya ada rumusnya yaitu persoalan ada menjadi tiada dan persoalan berat menjadi ringan, mudah memaklumi segala situasi dan mudah memaafkan.

Apa yang dimaksud perasaan adalah doa yang sebenarnya, apakah mendoakan orang lain lebih baik daripada mendoakan diri sendiri?

Mengapa perasaan yang negatif justru mengakibatkan doa tidak terkabul atau hasil doa tidak sesuai harapan?

Apa yang terjadi ketika manusia berdoa ketika sedang marah? Berikut penjelasannya.

Perasaan Merupakan Doa yang Sebenarnya

Banyak peristiwa yang terjadi dalam keseharian kita yang bisa menimbulkan persepsi baik dan tidak baik. Terkadang malah cenderung menyimpulkan hal baik menjadi tidak baik dan bisa pula terjadi sebaliknya, namun kita tidak menyadari bahwa persepsi tersebut tidak selalu benar karena berisi asumsi dan penilaian secara subjektif. 

Alhasil kita didera oleh perasaan yang berkecamuk hingga menimbulkan rasa marah, benci dan kecewa kepada diri sendiri maupun orang lain yang diakibatkan oleh persepsi yang belum tentu benar.

Terkadang lingkungan kerap menciptakan polemik dan hal-hal yang tidak kita inginkan, hal demikian mampu mengubah energi positif menjadi negatif, mengubah rasa nyaman menjadi tidak nyaman dan insecure lainnya. Persoalannya apakah kita menanggapi hal tersebut atau tidak?

Kita cenderung menanggapi "gangguan" tersebut hingga rasa nyaman berubah menjadi sangat tidak nyaman dan menempatkan kita pada level energi yang rendah. 

Menurut teori dan tabel consciousness, David. R. Hawkins. MD.Ph.D (anger 150Hz) menuju level sangat rendah (shame 20Hz). 

Terbayangkan oleh kita, ketika kita diperlakukan tidak berharga dan semena-mena, perasaan itu menyakitkan dan mengecilkan hati, tentunya energi ikut menurun.

Sumber. id.quora.com
Sumber. id.quora.com

Level terendah manusia atau titik 20Hz adalah di mana titik balik seseorang menuju hal baru dalam kehidupannya, energi mulai meningkat ke atas ataukah justru stagnan pada level rendah tersebut selamanya. 

Rasa ikhlas menerima dan merespon penghinaan tersebut dengan tenang menjadi suatu doa yang baik bagi dirinya ataukah ia mengumpat dan membalaskan dendamnya kepada orang tersebut?

Sikap ini merupakan upaya manusia menuju titik stagnan atau mendongkrak emosi positif menuju ke atas semakin tinggi hingga menjadi suatu bukti bahwa, "Pembalasan terindah adalah membuktikan kemampuanmu pada orang yang pernah menghinamu dengan bukti nyata yang sehat". 

Sumber. Naqsdna.com
Sumber. Naqsdna.com

Terlihat pada tabel level consciousness di atas bahwa ketika manusia membalaskan dendamnya ia hanya berada pada level energi yang rendah yaitu 30 Hz, ketika ia melepaskan rasa sakit hatinya dengan memaafkannya, maka ia berada pada level energi 350 Hz.

Sedangkan ketika ia melupakan dan memilih untuk bahagia dengan cara merelakan semua perilaku setiap individu yang menyakitinya dengan ikhlas, maka ia berada pada level energi yang sangat tinggi yaitu 600 Hz-1000Hz.

Seseorang yang memiliki keikhlasan tentunya memiliki kesadaran murni di dalam dirinya dan merupakan energi tertinggi manusia, ia benar-benar menyadari bahwa kehidupan ini bersifat fana dan setiap manusia selalu melakukan kekhilafan sehingga ia tidak memperberat hati dan pikirannya dari hal-hal yang merusak pikiran dan perasaannya. 

Perasaan adalah doa yang sebenarnya, bagaimana bisa perasaan sedih dan ketakutan bisa menjadikan kebahagiaan?

Harapan yang dipenuhi dengan keyakinan serta perubahan menuju hasil yang diinginkan yang akan menjadikannya benar-benar bahagia dan merupakan doa yang akan terjadi di dalam kehidupan.

Saat hatinya mampu memaafkan orang lain dan meminta maaf kepada orang lain maka level energi dari 20 Hz meningkat menuju level power (positif feeling) menjadi 350 Hz, di mana kekuatan energi ini dapat mengangkat individu menuju harapan dan doa-doanya menjadi mudah terkabul. 

Inilah mengapa dikatakan perasaan merupakan doa yang sebenarnya. Ketika kita menangis menyadari dosa dan kesalahan kita di masa lalu ataupun saat ini maka seluruh tubuh menjadi lebih relaks dan mudah menerima nasihat serta kalimat baik dari sekitarnya. Bukan saja sehat hati dan pikiran (psikis), tubuh jasmani (fisik) juga lebih sehat dari sebelumnya.

Mendoakan Orang Lain Lebih Baik

Mengapa mendoakan orang lain lebih baik dan lebih cepat terkabul daripada mendoakan diri sendiri?

Tentunya jawabannya adalah energinya lebih ringan karena tidak memiliki emosi yang menggebu, cenderung tenang, lepas dan ikhlas. Apakah mendoakan diri sendiri memiliki emosi negatif?

Bisa saja demikian. Mendoakan diri sendiri biasanya disertai dengan hasrat yang kuat dan tentunya memiliki energi yang lebih rendah yaitu 125 Hz daripada mendoakan orang lain dengan ikhlas dan tanpa sepengetahuannya.

Sebagai contoh, saat kita menginginkan sebuah rumah yang lebih besar atau perusahaan yang lebih besar lagi tentunya kita memiliki ambisi di dalam doa tersebut sedangkan ambisi berada pada level energi yang cukup rendah yaitu 125Hz. 

Ketika kita mendoakan orang lain secara sembunyi tentunya kita tidak berharap balasan darinya karena ia tidak mengetahui dan level energinya cukup tinggi yaitu 500 Hz. 

Rasa hormat yang mendalam kepada orang yang kita doakan membuat kita ikhlas dan tidak berharap ia mengetahuinya atau menerima konpensasi apapun, hal inilah yang membuat energi menguat dan cukup tinggi untuk berada pada kestabilan energi yang positif.

Level perasaan pada inner power ini yang cenderung menjadikan harapan menjadi suatu doa yang kuat dan mudah terkabul. 

Demikian pula ketika kita menyakiti hati orang lain dan ia selalu bersabar lalu ia berdoa kepada Allah SWT, seketika itu juga dapat terkabul. 

Saat seseorang direndahkan ketika ia benar-benar berada pada level yang sangat rendah akibat keadaan yang kurang beruntung dalam kehidupannya, ini merupakan daya pegas (daya lenting pulih untuk kembali ke keadaan semula) dalam fase kehidupan seseorang.

Ketika ia berdoa dengan air matanya dan penuh keyakinan bahwa doa itu akan terjadi maka terjadilah, daya lenting yang sangat kuat karena emosi akibat tertindas terus menerus membuat daya lenting sangat hebat dan menghantarkannya pada terkabulnya doa (20hz-1000Hz). 

Dalam kesedihan dan penghinaan milikilah harapan yang baik agar hasilnya menjadi baik dan sebaik-baiknya mendoakan diri sendiri menjadi seseorang yang kita inginkan dari pada mendoakan keburukan bagi orang lain. Hanya puas sesaat tetapi tidak menghasilkan apa-apa bagi diri sendiri.

Perbuatan dan Perasaan Negatif Membuat Doa Sulit Terkabul

Kembali pada tabel conciousness bahwa hal negatif berada pada level bawah dan hal positif berada pada level power. 

Perasaan negatif seperti merasa tidak berharga hingga menghina dan merendahkan orang lain hal yang tidak baik bagi diri sendiri, tentunya menurunkan kekuatan dalam proses pengabulan doa. 

Kadang kita tidak menyadari kita berdoa dalam keadaan kalut dan menyimpan kebencian kepada orang lain, sehingga frekuensi otak ada pada gelombang yang sibuk (gelombang beta) sedangkan frekuensi yang cukup tinggi untuk mencapai ketenangan dan hening ada pada getaran 540 Hz dan kebencian berada pada frekuensi yang rendah yaitu 150 Hz.

Semakin tenang seseorang, getaran yang dihasilkan akan semakin tinggi, panjang dan halus. Semakin gemuruh di dalam dada maka frekuensi yang dihasilkan cukup rendah dan jangkauan memendek, hal ini membuat synchrodestiny di alam semesta, antara manusia dengan hal yang akan terhubung dengannya.

Ketika manusia mengumpulkan energi dengan cara ritual keagamaan dengan mempertahankan keadaan diri yang penuh dengan energi negatif maka hal negatif yang serupa yang akan menghampirinya (apa yang tak diinginkan justru ia dapatkan).

Seringkali kita mengeluh mengapa doa tidak terkabul padahal sudah begini dan begitu, inilah sebabnya. Manusia menginginkan hal positif terjadi pada dirinya namun diselimuti oleh muatan negatif yang sangat kuat tentunya akan sulit mendapatkan hal yang diinginkannya. Apa yang harus dilakukan agar mendapatkan perasaan yang positif?

Lepaskan saja persoalan seolah tidak ada dan "jangan berpikir", terkadang kata berpikir ini seolah mengharuskan manusia "mencari-cari sebab" agar ia berpikir.

Berdoa Ketika Hati sedang Marah

Apapun yang berhubungan dengan doa merupakan hal yang positif dan mengangkatnya dengan hal yang positif pula. Seperti yang sudah dijabarkan di atas bahwa doa terkabul Ketika manusia memiliki energi yang tinggi yaitu antara 200 Hz-1000HZ, semakin kuat energi semakin cepat terkabul. 

Bagaimana Ketika kita sedang marah dan gundah melakukan doa di dalam hati? Tentunya tidak sinkron antara hati dan pikiran, pikiran berkecamuk dengan kebencian dan rasa ingin membalas tetapi hati menginginkan hal positif, telah terjadi mental block dalam diri kita dan tentu saja doa tidak terkabul.

Manusia hanya merasakan Lelah dalam doanya dan berakhir dengan rasa putus asa karena doa seolah tidak terdengar. Allah SWT hanya menerima yang baik dan saat bertemu dengan-Nya tentunya kita harus menyucikan hati dan pikiran terlebih dahulu dan merendahkan diri di hadapan-Nya tanpa membawa hal-hal yang membuat konsentrasi terpecah. Fokus hanya kepada harapan terkabulnya doa dan rasa takut kepada-Nya. 

Gelombang otak individu yang tenang dengan yang gelisah sangat berbeda yaitu antara di bawah 100 Hz dan individu yang tenang adalah 540 Hz, getaran 540 Hz adalah gelombang Theta fokus yang tinggi, sedangkan 100 Hz ke bawah adalah gelombang Beta yang kacau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun