Mohon tunggu...
Zairiyah kaoy
Zairiyah kaoy Mohon Tunggu... Penulis - Hipnoterapis, penulis buku seberapa kenal kamu dengan dirimu, bahagia dengan pemetaan pikiran.

Manusia sulit berpikir positif mengenai orang lain ketika ia berada pada muatan emosi negatif yang sangat kuat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengapa Keluhan Membuat Hidup Semakin Berat?

30 Januari 2022   16:18 Diperbarui: 31 Januari 2022   15:49 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Menekankan pasangan muda menikah keluarga berdebat emosional | Sumber: Shutterstock

Keluhan menurut KBBI adalah ungkapan yang keluar karena perasaan susah atau menderita karena sesuatu yang berat, kesakitan dan lainnya. Kita sering dan terbiasa melakukan hal ini dalam kehidupan kita sengaja atau tidak dan terkadang menjadi habit dalam keseharian. 

Hal ini membuat manusia menjadi terlena dengan rutinitas ini hingga membuatnya merasa sulit untuk bergerak dan keluar dari zona nyaman ini dan kesulitan dalam hidup berdatangan silih berganti.

Dalam kehidupan ini tiap individu tentunya tidak selalu berada di level energi yang positif, kita kerap mengalami hal-hal negatif yang mempengaruh level emosi menjadi negatif. Manusia merupakan makhluk sosial dan berinteraksi dengan berbagai watak, kepribadian dan pola hidup yang beragam. 

Tentunya ada yang selalu melakukan hal positif dan negatif di dalam kehidupannya, namun tak jarang kita sendiri melakukan banyak hal yang tidak positif tanpa kita sadari seperti keluhan yang selalu mewarnai hari-hari.

Mengapa manusia selalu senang melakukan hal negatif ini kepada dirinya? Apa dampak kepada yang mendengarkan keluhan? Mengapa hal ini bisa terjadi dalam waktu yang lama dan sulit berubah? 

Apakah ada faktor pencetus emosi negatif dan mempengaruhi manusia menjadi sulit meningkatkan level energi menjadi positif? Bagaimana agar kita mudah terlepas dari emosi negatif tersebut dan cenderung berada pada emosi positif? Berikut penjelasannya.

Manusia Kerap Melakukan Hal Negatif pada Dirinya

Hal negatif berawal dari kejenuhan dengan rutinitas yang monoton dan tentunya berasal dari ketidakseimbangan pola hidup. Terkadang individu mengatasi kejenuhan dengan berkumpul bersama dengan teman-teman, bersenda gurau dan bercerita, menceritakan segalanya kepada teman-teman dan dalam cerita tentu terdapat bermacam bentuk cerita mulai dari curahan hati dan keluhan menyertai. Akibatnya cerita menjadi panjang dan larut dalam perasaan.

Terkadang pula kita sulit menyaring isi cerita kepada lawan bicara sehingga semua uneg-uneg terlontar bersama keluhan-keluhan dan keengganan dalam proses menjalani kehidupan tersebut. 

Hal negatif terjadi dalam seketika, terjadilah ghibah dan mencari cela untuk membuka kekurangan-kekurangan diri dan orang lain. Hal negatif bermula dari pikiran dan perasaan yang terproses dalam otak manusia saat ia sedang berada di titik negatif, ia akan menyikapi banyak hal tentunya dari sisi negatif tersebut.

Bila diri kita sedang berada pada level negatif ini maka secara keseluruhan cara kita menangkap, memproses, berkesimpulan, dan pengambilan keputusan semuanya berdasarkan pikiran dan perasaan yang negatif tersebut, tentunya hasilnya akan negatif. Itu mengapa kita tidak dianjurkan mengambil keputusan ketika sedang marah, dapat berakibat fatal dan menyesal.

Manusia kerap melakukan hal negatif pada dirinya karena energi negatif yang sangat kuat di dalam dirinya tidak diperbaiki menjadi lebih positif. 

Terjadi akumulasi dalam dirinya setiap hari hingga ia kesulitan untuk keluar dari lingkaran negatif tersebut dan terjadi secara terus-menerus membelenggu diri hingga level terbawah dalam kehidupannya. 

Mengeluh salah satu sikap negatif yang berasal dari pikiran dan perasaan yang negatif di dalam dirinya dan berada pada frekuensi 20 Hz, pada level ini tentu hidup akan semakin berat dan sulit mendapatkan segala keinginan baik terjadi dalam kehidupan.

Mengapa Hal Negatif Cenderung Sulit Dilepaskan

Perhatikan kutipan filosofi berikut:

"Apa yang kamu isi ke dalam dirimu hal itulah yang akan tertuang darimu."

Ketika individu selalu menyerap hal negatif dan mengizinkannya masuk ke dalam pikiran dan perasaannya tentunya hal tersebut pula yang akan mewarnai tutur katanya, menjadi habit dan gaya hidupnya. 

Teko yang diisi air putih, ketika dituang akan mengeluarkan air putih dan teko yang diisi kopi, ketika dituang akan mengeluarkan air kopi pula, semakin banyak kita berada bersama dengan orang yang senang dengan hal negatif tentunya kita akan selalu mengeluarkan kalimat dan pikiran serta perasaan negatif pula.

Cenderung sulit melepaskan karena kita selalu berada bersamanya, sangat melekat dan telah menjadi kebiasaan dan terbiasa. Jarang sekali manusia menyadari bahwa tindakan, tutur kata dan pola-pola yang ia terapkan sebenarnya adalah hal yang negatif. 

Menakut-nakuti, menghina, menghujat, menyindir, merusak mental dan semangat orang lain merupakan muatan negatif yang ia miliki tanpa disadari sangat melekat di dalam dirinya.

Sebagai contoh, orang yang senang belajar tentunya ia akan sering menuangkan bahan apa saja yang pernah ia pelajari dan dipraktikan ke dalam kehidupannya serta mengajak orang lain untuk sama dengannya, orang yang senang bergibah ialah orang yang kerap berkumpul dengan orang yang sama dan saling menyerap informasi satu dengan lainnya mengenai orang lain dan akan tertuang hal yang sama kepada sesamanya. 

Orang yang senang beribadah akan selalu menceritakan mengenai ketuhanan serta memperlakukan makhluk Allah SWT dengan sebaik-baiknya dan lain sebagainya, individu tersebut akan mencari komunitas yang sama dengannya, kecenderungan ini akan tampak dari pola hidupnya sendiri dan mudah sekali diamati oleh kita sendiri, telah berada dimanakah kita saat ini?.

Faktor Pencetus dan Sulit Meningkatkan Level Emosi Negatif

Faktor pencetus tentunya dari sekitar kita, apakah dari yang terlihat, terdengar, dan yang menyentuh hati. Kembali pada yang saya tuliskan di atas bahwa ketika kita mengizinkan hal tersebut memasuki gerbang pikiran kita hingga masuk pada perasaan, maka emosi akan mudah terpengaruh. 

Saat itulah manusia mudah terombang-ambing oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan menguntungkan dirinya sendiri tanpa memikirkan dampak bagi orang lain.

Ketika kita tidak mengizinkan hal itu memasuki kita tentu saja tidak akan terjadi dan akan acuh saja terhadap hal tersebut. Sulit meningkatkan level emosi menjadi positif karena kita tidak ingin merubahnya dan merasa nyaman pada "zona nyaman" yang sebenarnya tidak nyaman. 

Ketidaknyamanan ini baru terasa ketika hal yang tidak nyaman mulai menderanya seperti biaya hidup yang semakin meningkat, kehidupan yang stagnan dan roda kemakmuran berjalan lambat, sulit menemukan ketenangan serta kebahagiaan dan lainnya.

Kita tentu pernah merasakan overthinking dan sulit sekali untuk keluar dari bahan pikiran tersebut. Mengapa demikian?

Otak manusia mendapatkan informasi 2 juta/detik, informasi yang kerap masuk tersebut selalu tentang hal yang negatif, dapat kita bayangkan betapa pusingnya kita memproses segala informasi yang diizinkan masuk ke dalam pikiran dan tidak mampu mengendalikan pikiran tersebut. 

Otak akan terus mencerna informasi yang sama ketika kita tidak berusaha menemukan solusi yang tepat terhadap permasalahan tersebut, terus berputar di kepala dan selalu berulang.

Mengapa saya katakan berpikiran tentang yang negatif? 

Saat kita berpikir yang negatif tentu akan menimbulkan rasa khawatir, takut, benci, marah dan hal yang bermuatan negatif lainnya. Tentunya ketika kita memikirkan hal tersebut membuat kita menjadi gelisah, sulit tidur dan tidak nyaman. Otak tidak akan berhenti sebelum kita menemukan solusinya dengan cara memaklumi dan memaafkan kejadian tersebut.

Tips Agar Mudah Berada pada Pikiran Positif 

Setiap hal yang dimulai dengan hal yang positif tentunya ringan dan menenangkan. Apakah kita perlu selalu berada pada pikiran positif? Tentu saja. 

Berpikiran positif membuat individu tersebut menjadi tenang, damai, mudah tersenyum, jauh dari overthinking dan hal-hal negatif yang dapat mencelakainya.

Teman saya bertanya, "apakah tidak takut dibohongi orang lain ketika kita selalu berpikiran positif?"

Saya katakan tentu saja tidak. Karena yang menjadikan dia berbohong karena kita perkuat dengan energi kita sendiri agar dia berbohong. 

Energi yang baik akan menarik baik demikian pula sebaliknya, Ketika kita khawatir dibohongi maka kita akan benar-benar dibohongi. Apapun yang difokuskan akan terjadi kepada diri kita sendiri (energi menuju kepada apa saja yang difokuskan).

Kesulitan kita adalah mengendalikan pikiran dan perasaan yang ada dalam diri sendiri. Bagaimana agar menjadi mudah? Tentu saja dengan mengatur persepsi buruk menjadi baik. 

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa pikiran memiliki kekuatan atas apa yang kita ucapkan disertai dengan perasaan yang kuat pula. Memiliki persepsi yang selalu baik tentang diri sendiri maupun orang lain tentunya dapat menghantarkan kita kepada kehendak pikiran dan perasaan yang sedang terjadi saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun