Orang yang senang beribadah akan selalu menceritakan mengenai ketuhanan serta memperlakukan makhluk Allah SWT dengan sebaik-baiknya dan lain sebagainya, individu tersebut akan mencari komunitas yang sama dengannya, kecenderungan ini akan tampak dari pola hidupnya sendiri dan mudah sekali diamati oleh kita sendiri, telah berada dimanakah kita saat ini?.
Faktor Pencetus dan Sulit Meningkatkan Level Emosi Negatif
Faktor pencetus tentunya dari sekitar kita, apakah dari yang terlihat, terdengar, dan yang menyentuh hati. Kembali pada yang saya tuliskan di atas bahwa ketika kita mengizinkan hal tersebut memasuki gerbang pikiran kita hingga masuk pada perasaan, maka emosi akan mudah terpengaruh.Â
Saat itulah manusia mudah terombang-ambing oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan menguntungkan dirinya sendiri tanpa memikirkan dampak bagi orang lain.
Ketika kita tidak mengizinkan hal itu memasuki kita tentu saja tidak akan terjadi dan akan acuh saja terhadap hal tersebut. Sulit meningkatkan level emosi menjadi positif karena kita tidak ingin merubahnya dan merasa nyaman pada "zona nyaman" yang sebenarnya tidak nyaman.Â
Ketidaknyamanan ini baru terasa ketika hal yang tidak nyaman mulai menderanya seperti biaya hidup yang semakin meningkat, kehidupan yang stagnan dan roda kemakmuran berjalan lambat, sulit menemukan ketenangan serta kebahagiaan dan lainnya.
Kita tentu pernah merasakan overthinking dan sulit sekali untuk keluar dari bahan pikiran tersebut. Mengapa demikian?
Otak manusia mendapatkan informasi 2 juta/detik, informasi yang kerap masuk tersebut selalu tentang hal yang negatif, dapat kita bayangkan betapa pusingnya kita memproses segala informasi yang diizinkan masuk ke dalam pikiran dan tidak mampu mengendalikan pikiran tersebut.Â
Otak akan terus mencerna informasi yang sama ketika kita tidak berusaha menemukan solusi yang tepat terhadap permasalahan tersebut, terus berputar di kepala dan selalu berulang.
Mengapa saya katakan berpikiran tentang yang negatif?Â
Saat kita berpikir yang negatif tentu akan menimbulkan rasa khawatir, takut, benci, marah dan hal yang bermuatan negatif lainnya. Tentunya ketika kita memikirkan hal tersebut membuat kita menjadi gelisah, sulit tidur dan tidak nyaman. Otak tidak akan berhenti sebelum kita menemukan solusinya dengan cara memaklumi dan memaafkan kejadian tersebut.