Kenangan indah atau tidak pastinya kita yang menciptakannya dan orang lain hanya sebagai pelengkap dalam skenario hidup ketika itu, kitalah sebagai pemeran utamanya apakah peran tersebut antagonis atau protagonis.Â
Lalu mengapa kita menyalahkan orang lain ketika kita benar-benar mengetahui bahwa kitalah pemeran utama dalam kenangan itu?
Lantas apa yang membuat individu cenderung mengingat hal-hal yang menyakitkannya?
1. Kurang Aktivitas Positif yang Menguras Pikiran
Saat individu berdiam diri tanpa aktivitas yang berhubungan dengan pikiran atau sedang melakukan kegiatan rutin misalnya saja sedang menonton televisi, berbicara dengan orang lain yang ada hubungannya dengan kenangan, maka otak akan memanggil ulang cerita yang berkaitan ke permukaan. Otak akan mengulas kenangan buruk tersebut.
2. Cenderung Melakukan Hal yang Tidak BermanfaatÂ
Ketika seseorang melakukan hal yang tidak ada manfaatnya ketika ada dalam satu perkumpulan yang tidak jelas tujuannya, maka manusia cenderung membicarakan berbagai hal dan permasalahan masing-masing, pada akhirnya mengulas masa lalu.Â
Mengeluhkan betapa tidak bahagia dirinya hingga mood menjadi turun dan berada pada siklus yang selalu sama.
3. Membandingkan Dirinya dengan Orang LainÂ
Kecenderungan manusia membandingkan kehidupannya dengan orang lain hingga berhenti pada mengasihani diri atau malah mengutuk diri bahwa kehidupannya tidak sebaik dan semewah orang lain, hal ini membuatnya menjadi berkecil hati.Â
Menginginkan kehidupan yang lebih baik seperti yang lainnya tetapi tidak berupaya melepas kebiasaan yang tidak baik.Â