Frekuensi otak menuju pada gelombang alpha (8hz-12hz), semakin fokus dengan informasi tersebut maka akan semakin dalam hingga pada gelombang theta (4hz-8hz) .
Otak mulai menggambarkan, berfantasi dan berisi emosi negatif bila menerima informasi mengenai hal yang negatif. Individu tersebut akan merasakan ketakutan dan dipenuhi dengan emosi negatif.Â
Informasi itu akan terus menghantuinya hingga terjadi reaksi pada fisik dan psikisnya lebih parah lagi sehingga memicu penyakit-penyakit berat terutama yang memiliki komorbid. Komorbid ini akan terpicu dan diperberat dengan beban psikis yang sedang dirasakannya.
Ketika kita menangkap informasi dalam frekuensi otak yang tinggi tentunya gelombang otak akan berada pada gelombang beta (25hz-40hz) yaitu cerebrum bagian kiri. Mengapa frekuensi tinggi?
Karena otak individu tersebut sedang menganalisa informasi yang diterima. Menganalisa tentu butuh data untuk bahan menganalisa, yaitu pengetahuan yang berhubungan dengan hal yang sedang diakses tersebut.
Secara otomatis bila informasi tidak sesuai dengan logika pengetahuannya, maka informasi tersebut akan tertolak.Â
Tertolaknya informasi tersebut karena otak kritikal (otak kiri) sedang menganalisa dengan cara mengumpulkan data yang tersimpan di otak kanannya.Â
Oleh karenanya, penting untuk mengakses informasi dengan logika agar tidak mudah terprovokasi oleh apapun bentuk informasi yang sedang beredar luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H