Sulit bagi kita menghindari input tersebut dalam keseharian yang telah mendominasi media elektronik dan media cetak. Sharing dan saring yang harus kuat untuk menghindari insecure bagi diri sendiri dan orang lain.
Penyebab Emosi Negatif
Secara basic emosional, penyebab munculnya karena hasrat terlalu ingin mengatur, terlalu ingin diterima, terlalu ingin terpenuhi rasa aman. Segala hal yang "terlalu" dapat menekan pikiran dan perasaan manusia. Menimbulkan rasa tidak sabar, kecewa dan takut.
Masuk melalui panca indera mata dan telinga, masuk ke amygdala dan tersimpan pada memori limbic. Mempengaruhi emosi seseorang dan mood seketika menjadi berubah. Baik itu menerima informasi baik atau tidak baik.
Berupaya untuk tetap stabil secara pikiran dan perasaan tentu tidak mudah. Perlu teknik tersendiri agar mudah melepas dan mempertahankan antara memori positif dan negatif di diri seseorang.Â
Lawan negatif pastinya positif, melakukan banyak hal positif tentu membawa hasil yang sama bagi diri individu tersebut.
Memori tidak dapat dihapus, tapi dapat direduce sehingga kabel saraf tidak terlalu tegang dan menebal.Â
Kalimat memaafkan sering kali diulas oleh beberapa pemuka agama, para dokter yang ahli dibidang neuroscience dan pada artikel-artikel saya sebelumnya, bahwa kata maaf dapat mereduce memori negatif dan pembuluh saraf menjadi lebih rileks. Setelah saraf relaks maka mood baik mudah dicapai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H