Mohon tunggu...
Zairiyah kaoy
Zairiyah kaoy Mohon Tunggu... Penulis - Hipnoterapis, penulis buku seberapa kenal kamu dengan dirimu, bahagia dengan pemetaan pikiran.

Manusia sulit berpikir positif mengenai orang lain ketika ia berada pada muatan emosi negatif yang sangat kuat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tercorengnya Nama dan Kepercayaan akibat Ulah Oknum di Kualanamu

1 Mei 2021   08:25 Diperbarui: 1 Mei 2021   10:54 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber.money.kompas.com

Bukan hanya itu, beban pikiran yang dihasilkan terhadap manipulasi hasil test tersebut dapat berdampak kepada perekonomian orang yang bersangkutan. Harus mengalami karantina, tersendatnya rutinitas dan aktifitas perekonomian terganggu. Kekhawatiran orang disekitarnya menjadi panjang dan lebar.

Para oknum bermain-main dengan kesehatan orang lain dan membodohi banyak orang untuk keuntungan sesaat, sementara mereka yang telah tertuduh sebagai pengidap virus tersebut harus menjalani "hukuman sosial" dan dapat berdampak kepada kesehatannya pula. Karena dianggap telah terinfeksi bisa saja mereka merasa seakan-akan mengidap virus tersebut dan menjadi benar-benar sakit.

Virus ini berkembang karena oknum dan tidak adanya rasa persatuan. Perilaku mementingkan diri sendiri ini membuat banyak korban disekitar, membuat seolah virus ini terus ada dan tidak pernah musnah. Upaya mengurung diri tidak cukup untuk menyelamatkan diri dari virus ini karena dengan sengaja pihak lain yang tidak bertanggung jawab menularkannya tanpa ada perasaan bersalah.

Kapan berakhirnya bila di luar sana masih banyak praktek yang seperti ini?. Perlu adanya tindakan yang lebih ketat untuk menghindari hal serupa di berbagai tempat agar tidak terulang lagi. Yang pasti melalui kesadaran pribadi, upaya menyusutkan "keganasan" virus ini dengan jujur dalam pelaksanaan pemeriksaan test rapidnya sendiri, selain dari kepatuhan masyarakat untuk mengikuti protokol kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun