Mohon tunggu...
Zairiyah kaoy
Zairiyah kaoy Mohon Tunggu... Penulis - Hipnoterapis, penulis buku seberapa kenal kamu dengan dirimu, bahagia dengan pemetaan pikiran.

Manusia sulit berpikir positif mengenai orang lain ketika ia berada pada muatan emosi negatif yang sangat kuat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Memaafkan dari Kacamata Agama dan Neuroscience

21 April 2021   08:15 Diperbarui: 21 April 2021   10:29 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: forgive/flickr

Fungsi-fungsi otak tersebut membantu manusia dalam mengatur emosi dan menyelesaikan amarah serta dendam yang dirasakan mengenai emosi negatif yang tersimpan.

Memaafkan ini merupakan suatu kemampuan yang dapat dipelajari, dengan syarat utama tentunya manusia tersebut mau atau tidak memaafkan. Timbulkan atau kembangkan rasa empati (kemampuan menempatkan diri sebagai oranglain).

Bila kita mampu menjadikan diri kita sebagai mereka maka empati akan mudah dirasakan. Contohnya “coba kalau saya jadi dia”, “kalau saya yang seperti itu mungkin saya tidak akan sanggup menjalaninya”, “dia beranggapan begitu pasti ada salah saya juga”. Tehnik berkomunikasi dengan diri sendiri cara mudah untuk menciptakan empati kepada orang lain walaupun mereka yang kita anggap salah kepada kita.

Tehnik empati ini dapat dilakukan agar kita tidak menghakimi hidup orang diluar dari diri kita, suatu sikap ekstrim sepihak ini dapat menciptakan memori negatif kepada oranglain.

Tehnik ini juga dapat untuk memaafkan kesalahan orang lain kepada kita. Dengan menciptakan rasa di hati, maka empati akan mudah datang dan cenderung berhati-hati dalam menunjukan sikap kepada orang lain.

Emosi manusia didominasi oleh watak atau kepribadian (bahasa tubuh dan verbal), kecerdasan dalam mengelolah emosi (EQ) dan tidak mengenali Bahasa kasih pada setiap individu.

Seperti pada ulasan artikel saya terkait hal ini, amarah dan kebencian tidak akan mengubah apapun, hanya membuat kita jalan di tempat, memaafkan adalah jalan terbaik untuk mengubah hidup menjadi lebih sukses dan maju pesat.

***

Lihat artikel terkait, oleh zairiyah kaoy:

Featured Article : Perilaku sosial menentukan kesembuhan COVID-19

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun