Mohon tunggu...
Zahra
Zahra Mohon Tunggu... -

Sederhana

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Hujan Bulan Juni: Sepilihan Sajak Sapardi Djoko Damono

27 Mei 2014   17:10 Diperbarui: 4 April 2017   17:37 9511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesan apa yang tersirat dalam Hujan bulan Juni? sangatlah menarik untuk ditelaah maknanya. Terlebih jika melihat konteks waktu saat puisi itu ditulis tahun 1989, dimana ketika itu bulan Juni memasuki musim kemarau, dan kemungkinan turun hujan sangat mustahil. Hujan yang turun di bulan Juni ibarat paradoks. Sehingga hujan bulan Juni digambarkan sebagai sosok yang lebih tabah, bijak dan arif dibanding dengan hujan di bulan lainnya pada musim penghujan.

Hujan bulan Juni merupakan metafora yang cerdas, hujan adalah kata yang pas mewakili seorang pecinta, sedang pohon berbunga simbol dari yang dicinta. Hujan bulan Juni terkesan sebuah puisi yang sederhana, namun sesesungguhnya maknanya tidak sesederhana itu, ada pesan yang dalam tentang perasaan yang entah, tentang rindu, ataukah cinta yang tak terkatakan? seperti yang tersurat dalam larik sajaknya bahwasannya hujan bulan juni dengan tabah merahasiakan rintik rindunya kepada pohon berbunga, dan membiarkan yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu.

Dalam menerjemahkan makna sebuah puisi setiap orang akan memiliki pemahaman masing-masing. Dan pada karyanya SDD, kiranya penggunaan diksi yang sederhana itu ternyata tidak sesederhana yang diperkirakan ketika kita mencoba menangkap makna yang tersirat didalamnya. Seorang Sapardi benar-benar piawai memilih kata yang sederhana, merangkainya dalam kalimat sederhana, menjadikan puisinya terkesan sederhana namun sesungguhnya kaya makna.

Salam ^^

.

*semua foto koleksi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun