Mohon tunggu...
Zain Wirasena
Zain Wirasena Mohon Tunggu... Lainnya - Football Blogger

Pemuda Asal Tangerang Selatan, menuntut ilmu sepakbola dan futal dari dunia borderless dan dinamik. Berkreatif juga di laman Instagram @zainfootball mengkurasi tentang sepakbola Asia Tenggara. Pernah berkecimpung jadi Manajer, Pelatih, sampai Direktur Teknik beberapa masa lalu.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Apakah Metode Latihan Shin Tae Yong Sudah Tepat untuk Timnas Indonesia?

9 September 2020   16:24 Diperbarui: 10 September 2020   06:15 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih sekaligus manajer timnas Indonesia, Shin Tae-yong.(Dok. PSSI)

Seperti biasa timnas sepak bola Indonesia selalu jadi bahan panas obrolan para warga +62 dari yang muda sampai tua, di dalam atmosfir pembicaraannya selalu terkandung pro dan kontra akan pembahasan performa dari permainan punggawa merah putih.

Piala Dunia U2-0 dianggap hajatan yang super power di mata beberapa penikmat sepak bola bangsa, maka dari itu atensi yang intensif sangat terlihat dilakukan oleh mereka. 

Piala dunia bukan lagi hal yang main-main dan tentu banyak yang menyadari bahwa butuh tim yang kokoh untuk dapat menghadapi raksasa muda negara-negara dunia.

Beberapa warganet akhir-akhir ini mulai cemas akan kondisi timnas dan mulai phobia atas kekalahan yang akhirnya menumbuhkan pertanyaan, “apakah metode atau cara STY sudah tepat untuk mempersiapkan timnas muda ke piala dunia?” 

Jika banyak yang bertanya demikian, penulis berpandangan bahwa coach Shin Tae Yong mungkin baru mencapai 20-30% progres dari master plan pelatihan yang direncanakannya.

Dari pandangan penulis, coach STY menggunakan periodisasi sepak bola yang diciptakan oleh Bompa. Periodisasi sepak bola sendiri mempunyai makna pembagian sutu masa waktu latihan ke dalam beberapa masa waktu latihan yang lebih singkat secara metodik dan sistematik. Periodiasi yang diciptakan Bompa sendiri diciptakan khusus untuk berfokus didalam fase general, fase persiapan sepesifik, kompetisi, dan transisi.

Kelebihan periodisasi Bompa sendiri terletak pada keintensifan atau penekanan pada masa persiapan dengan membagi 2 masa, yaitu periode general dan spesifik, tetapi jelas bahwa periodisasi yang diciptakan Bompa hanya digunakan untuk tim yang mempunyai waktu persiapan yang lama.

Dari falsafah Bompa sendiri menciptakan metode melatih yang terisolir, yaitu fokus pada satu hal saja bukan sepertti metode holistik yang saling berkaitan antar setiap aspek sepak bola. 

Shin Tae Yong (Sumber: zain football)
Shin Tae Yong (Sumber: zain football)
Metode terisolir atau explicit dilakukan agar pemain fokus pada instruksi pelatih atau pelatih dalam mengeja dan memperbaiki pemain setiap waktu atau tidak membiarkan pemain berkreatif atau menjadi own decision maker. Metode ini menitikberatkan pada fondasi dasar pemain sebagai transfer knowledge dari pelatih ke pemain.

Dari karakteristik di atas bisa kita lihat ada di dalam diri Shin Tae Yong dalam membagun fondasi timnas, mengapa? 

Karena jelas dari beberapa data internal disebutkan bahwa level fisik para pemain masih di bawah 10 tingkat rata-rata level fisik pemain untuk piala dunia dan ini jelas PR yang berat bagi seorang pelatih dengan kondisi sumber daya yang seperti ini apabila terlalu memaksakan untuk berlatih taktik dan fisik secara bersamaan. Jadi akan lebih baik jika memang benar-benar kondisi fisik diperbaiki dan dimatangkan terlebih dahulu oleh coach STY.

Penekanan pada pelatihan kondisi fisik umum (daya tahan, kelentukan, kekuatan, unsur dasar kecepatan) guna membangun dasar-dasar kebugaran fisik dan kemampuan biomotorik yang solid. Tanpa kondisi fisik yang prima, pelatih tak akan bisa memaksimalkan latihan teknik dan taktik kelak di tahap-tahap latihan berikutnya.

Tujuan dari latihan yang ditekankan pada perkembangan fisik dengan volume yang tinggi berfungsi agar kelak dalam tahap-tahap selanjutnya latihan teknik dan taktik bisa dimaksimalisasi.

Volume latihan yang tinggi akan menghasilkan atlet yang memiliki daya tahan yang tinggi sehingga, (a) tidak mudah lelah, (b) siap menerima beban latihan yang berat, (c) cepat pulih-asal, dan (d) psikologis tegar. Jelas di sini bahwa dari fisik bisa berpengaruh ke segala aspek sepak bola dari taktik sampai psikologi.

Piramida Pengembangan Pemain (Sumber: zain football)
Piramida Pengembangan Pemain (Sumber: zain football)
Dengan memberi latihan fisik dengan porsi yang besar, coach STY tidak menyalahi kaidah Long Term Athlete Development (LTAD)  yang didasari oleh sport science. 

Dalam rataan usia pemain timnas muda kita ada di rentang 18-20, maka dalam fase ini masih termasuk dalam tahap development. Dalam kaidah LTAD di rentang usia ini diwajibkan untuk pemain berlatih fisik agar mencapai ke performa yang maksimal dan berlatih taktik untuk mencapai stategi kemenangan.

LTAD sendiri dikembangkan di Kanada dan Amerika Serikat sebagai blueprint menghasilkan atlet yang moncer membawa nama negara di kancah dunia. 

Poin yang penulis ingin sampaikan bahwa dengan membangun tim dengan basis sains dan lintas ilmu akan memudahkan pelatih dan pemain untuk sampai ke performa tertingginya, bisa dikatakan sains bisa menjadi jalan pintas atau cepat (shortcut) untuk membuat tim yang kokoh.

Dari beberapa uji coba yang telah dilakoni di Kroasia terlihat bahwa tujuan dari coach STY bukan hanya memantau lawan saja. Namun, juga memberi bayangan fisik dan mental kepada punggawa garuda muda agar selalu siap melawan segala kemungkinan nanti di piala dunia. 

Dengan diberi lawan yang berbeda level akan membuat perbaikan fisik, taktik, mental, sampai teknis dari anak-anak. Dengan memberi latihan bervolume tinggi dan permainan kelas dunia akan menghasilkan pola pikir dan tingkah laku yang kuat serta disiplin bagi para pemain yang akan berguna kelak bagi pribadi dan bangsa.

Pendapat dari penulis boleh jadi benar atau salah karena setiap insan memiliki perspektifnya masing-masing, tetapi satu yang jelas, tetaplah percaya kepada proses dan hargai apapun hasilnya serta tetap dukung anak bangsa.

Seperti majas perbandingan gaya sinekdoke bagian Totem pro Parte “Indonesia Menang Piala Dunia” yakni gaya bahasa yang menampilkan keseluruhan untuk merujuk pada sebagian benda atau situasi. 

Di sini menandakan bahwa apabila timnas kita juara berarti seluruh Indonesia ikutan juara. Maka dengan itu kita perlu mendukung, harus sabar dan selalu percaya bahkan ikut membantu kalau ingin kita maju bersama-sama.

Penulis selalu berpendapat “Good Things Take Time” atau hasil yang bagus memperlukan waktu yang panjang. Beban sangat berat dipikul oleh pemuda bangsa, alangkah baiknya kita selalu ada di saat suka maupun duka. 

Berikan dukungan dan masukan untuk kebaikan mereka kurangi mencaci dan menyocot karena menjadi mereka itu sangatlah tidak mudah, bangsa ini butuh saling mendukung antar sesama.

Referensi:

1. Prof Harsono. Materi Perencaanaan Program Latihan.
2. Bambang Nurdiansyah. Sejarah Sistem Periodisasi.
3. Anonim. Majas – Macam-macam Majas, Pengertian, dan Contoh. Diakses dari studiobelajar.com

Terima Kasih,

Zain Wirasena, 

@zainfootball
@zainwirasena20
zainsoccerbusiness@gmail.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun