Mohon tunggu...
Zainussani
Zainussani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahaiswa magister Ekonomi syariah

menganalisi isu-isu ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Perang Israel-Iran bagi Prekonomian Indonesia

21 April 2024   08:31 Diperbarui: 4 Mei 2024   19:23 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada mingggu dini hari (14/4), iran melucurkan serangan drone ke wilayah Israel, serangan ini di klaim merupakan aksi balsan terhadap aksi serangan Israel pada konsulat jendral iran di Damaskus, suriah pada 1 april yang menewaskan 7 anggota korps garda revolusi iran.

Dari 300 drone yang diluncurkan ke negaranya, pihak Israel sendiri mengklaim telah berhasil menembak jatuh 99% rudal yang masuk ke areanya, dengan bantuan pasukan prancis, inggris, dan AS. Serangan inipun tidak menimbulkan korban jiwa, namun Israel tetap mengalami kerusakan di beberapa wilayah yang nilainya mencapai Rp. 1,6 triliun.

Terus apa dampaknya di Indonesia ?

Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, melihat ketegangan yang sedang berlangsung antara Iran dan Israel memang berpotensi berdampak signifikan pada ekonomi global, terutama di pasar-pasar negara berkembang seperti Indonesia. Keprihatinan utamanya adalah gangguan pasokan minyak, yang bisa menyebabkan lonjakan harga minyak dunia.

Ada 4 dampak serius yang diakbatkan perang Israel-iran terhadap prekonomian Indonesia

Lonjakan Harga Minyak Mentah

Prang ini akan memicu lonjakan harga minyak mentah ke US$ 85,6 per barrel atau meningkat 4,4% year on year. Sebagai Negara penghasil minyak ke 7 terbesar di dunia, produksi dan distribusi minyak iran bisa terpengaruh . Harga minyak yang melonjak berdampak ke pelebaran subsidi energy hingga pelemahan kurs rupiah lebih dalam.  

Ini sangat berimbas kepada perubahan harga secara umum, BBM mempunyai peran yang sangat penting dalam perputaran roda ekonomi, BBM sebagai rantai penggerak distribusi barang diseluruh Indonesia, JikaBBM naik akan membuat biaya produksi dan biaya distribusi akan naik sehingga harga-harga akan naik.

Kenaikan  BBM juga akan berdampak ke APBN 2024 dari sisi belanja dan deficit, pasalnya kenaikan harga minyak bisa menambah anggaran subsidi BBM.

Nilai tukar rupiah turun

Pada rabu  (17/4) naik menjadi Rp 16.215 per dolar padahal pada januar 2024 rupiah masih diangka Rp15.624 per dolar. Ini dikarenakan  Keluarnya aliran investasi asing dari Negara berkembang akibat meningkatnya risiko geopolitik mendorong investor mencari aset yang aman seperti emas dan dolar AS.

Ketika Harga minyak naik akan menyebabkan inflasi global naik yang berdampak kepada Indonesia yang masih bergantung pada ekspor komoditas salah satunya adalah pangan. bank central juga akan terdampak yang membuat bank central akan mempertahankan suku bunga tinggi sebai salah sati untuk meredam inflasi yang akan terjadi yang akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan melambat. Jika suku bunga di Indonesia tetap tingg maka kekhawatiran kebijakan dari bank central amerika serikat, jika di bank central AS tetap tinggi mak Indonesia tidal akan bisa memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Dollar yang semakin kuat akan membuat investor akan pergi dari Indonesia dikarenakan suku bunga yang tinggi di bank central amerika srikat sehingga investor akan berinvestasi di Amerika yang akan memberikan keuntungan yang lebih besar.

Kinerja Ekpor Turun 

Kinerja ekspor Indonesia ke timur tengah, afrika, dan eropa akan terganggu dan menyebabkan pertumbuhan ekonomi melambat di kisaran 4,6-4,8% tahun ini.

Ekonom Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Teuku Riefky menilai kinerja ekspor dan impor Indonesia rentan terdampak konflik iran-israel

  "Konflik ini terus tereskalasi dan ada beberapa hal yang mempengaruhi perekonomian Indonesia, salah satunya ekspor-impor," kata Riekfy dikutip Antara, Senin (15/4/2024).

Riefky menyebutkan permintaan global akan melambat seiring dengan tereskalasinya konflik Iran-Israel. Menurunnya permintaan global tak dimungkiri bakal berdampak pada kinerja ekspor RI.

Tekanan Daya Beli Masyarakat

Naiknya harga energi akibat konflik iran-israel dapat menimbulkan dorongan inflasi, sehingga tekanan daya beli masyarakat bisa semakin besar. Ini karena rantai pasokan global yang terganggu perang, sehingga produsen harus cari bahan baku dari tempat lain. Biaya produksi yang naik akan diteruskan ke konsumen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun