Pada mingggu dini hari (14/4), iran melucurkan serangan drone ke wilayah Israel, serangan ini di klaim merupakan aksi balsan terhadap aksi serangan Israel pada konsulat jendral iran di Damaskus, suriah pada 1 april yang menewaskan 7 anggota korps garda revolusi iran.
Dari 300 drone yang diluncurkan ke negaranya, pihak Israel sendiri mengklaim telah berhasil menembak jatuh 99% rudal yang masuk ke areanya, dengan bantuan pasukan prancis, inggris, dan AS. Serangan inipun tidak menimbulkan korban jiwa, namun Israel tetap mengalami kerusakan di beberapa wilayah yang nilainya mencapai Rp. 1,6 triliun.
Terus apa dampaknya di Indonesia ?
Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, melihat ketegangan yang sedang berlangsung antara Iran dan Israel memang berpotensi berdampak signifikan pada ekonomi global, terutama di pasar-pasar negara berkembang seperti Indonesia. Keprihatinan utamanya adalah gangguan pasokan minyak, yang bisa menyebabkan lonjakan harga minyak dunia.
Ada 4 dampak serius yang diakbatkan perang Israel-iran terhadap prekonomian Indonesia
Lonjakan Harga Minyak Mentah
Prang ini akan memicu lonjakan harga minyak mentah ke US$ 85,6 per barrel atau meningkat 4,4% year on year. Sebagai Negara penghasil minyak ke 7 terbesar di dunia, produksi dan distribusi minyak iran bisa terpengaruh . Harga minyak yang melonjak berdampak ke pelebaran subsidi energy hingga pelemahan kurs rupiah lebih dalam. Â
Ini sangat berimbas kepada perubahan harga secara umum, BBM mempunyai peran yang sangat penting dalam perputaran roda ekonomi, BBM sebagai rantai penggerak distribusi barang diseluruh Indonesia, JikaBBM naik akan membuat biaya produksi dan biaya distribusi akan naik sehingga harga-harga akan naik.
Kenaikan  BBM juga akan berdampak ke APBN 2024 dari sisi belanja dan deficit, pasalnya kenaikan harga minyak bisa menambah anggaran subsidi BBM.
Nilai tukar rupiah turun