Penyebara Islam di Priangan bahkan Jawa Barat (Sunda) memang bermuara pada pergerakan dakwah Islam abd ke 17 yang diprakarsai oleh Syeikh Abdul Muhyi ini.
Eyang Embok, menjadi bukti dan saksi akan perjuangan dakwah keluarga dan keturunan Syeikh Abdul Muhyi di Tasik Utara hingga ke Kampung Cireuleu. Kepiawaian dan kecantikannya Wanita Solehah keturunan kampung Cireuleu ini yang dipersunting menjadi Istri kedua Eyang Mansur Cimanggu dan lahirlah banyak Pesantren-pesantren Besar Di Tasikmalaya seperti Cipansor, Cimanggu dan Cintawana Tasik Selatan).Â
Eyang Mansur adalah tokoh kunci pendiri pesantren Cimanggu Ciawi Tasikmalaya.Â
Pengaruh dan kejayaan pesantren Cimanggu saat Eyang Mansur memimpin Pesantren, adalah dibuktikan dengan adanya kubah kraton pemberian dari kesultanan Cirebon sebagai hadiah kebanggaan yang sampai kini masih bisa dilestarikan menjadi menar Mesjid Al Mansuriyyah Cimanggu.
Orangtua Eyang Mansur adalah Eyang Sarkam yang berasal dari daerah Cimonyet Kiarajangkung, beliau adalah sodagar sukses yang menguasai perdagangan dari Tasikmalaya hingga ke Cirebon.Â
Eyang Sarkam membuat "pangrereban" (tempat istirahat) di daerah Cimanggu, yang lama kelamaan menjadi tempat tinggal dan seluruh keluarganya pun dibawa pindah ke kampung Cimanggu tersebut. Selain sodagar, Eyang Sarkam adalah penghulu atau lebe, dan Eyang Mansur ternyata lebih memilih ingin menjadi Kiai ketimbang melanjutkan profesi sebagai sodagar/ pedagang sukses seperti ayahnya.Â
Mulailah Eyang Mansur mendatangi pesantren pesantren untuk menimba ilmu, salah satunya adalah pesantren Kadu Gede sampai akhirnya dimukimkan di pesantren Cimanggu itu.Â
Eyang sarkam memiliki 4 istri, dan Eyang Mansur dari buah pernikahannya dengan istri pertama yaitu Eyang Kenot. Eyang Mansur pun punya istri 4, Isti yang pertama adalah Nini Hj Aisyah ( turunannya adalah Aki Makmun, termasuk aki Abbas, Hj Saodah dan Hj Atikah). Eyang Mansur kemudian menIkahi lagi mojang dari daerah Cireuleu yang nota bene keturunan asli Pamijahan, dialah Eyang Emok.Â
Dari hasil pernikahan dengan Eyang Emok (Nene Hj. Mariam), memiliki anak yang pertama adalah St Hafsoh, kemudian Aki H Saleh, Nini Hj Marfuah (keturunan Cilutung), H Ahmad (Pasantren Tengah Limbangan), Nini Elos, Nini Hj Hodijah dan terakhir H Halim (Genteng keturunan Cidewa). Dari Istri ke 3 Hj. Unah, ada dua putra yaitu H Said dan H. Masud. Dari Istri ke 4 Eyang Jalisah, memiliki anak 1. Nini Iak (Cibitung) 2. Muntaha Roki (Orok Aki-Aki).
Dari hasil pernikahan Eyang Mansur dan Eyang Emok inilah lahir Nini Ummi Hafsoh yang kemudian (Nini Ummi Hafsoh) dipersunting KH Muhammad Toha pendiri Pesantren Cintawana tahun 1917, yang sebelumnya mendirikan Pesantren Cipansor namun diusir pihak penjajah.
Tasik Utara tepatnya di kampung Cireuleu lah ternyata persinggahan keturunan Dakwah KH Abdul Muhyi menyebar dan memperkuat dakwah wilayah Tasikmalaya dan Priangan bahkan Jawabarat.