Perjalanan dari karyawan, kemudian mengembangkan profesi kemampuan diri, kemudian beranjak lebih maju ke pemilik bisnis , tidak hanya melulu jadi pekerja dan pada akhirnya menduduki posisi "musahim" atau investor.
Dari teori tersebut siapa pun dapat mengaca, sedang berada di posisi manakah kita dan akan kemana alias harus ke titik mana. Maka sekali lagi teori Kiosaki ini sungguh menginspirasi dan menjadi arahan utama pergerakan kita.
Seorang yang berbasic pesantren misal, selain posisi mengajar dengan hitungan jam ajar, adalah agendanya untuk kemudian lebih memiliki diferensiasi diri agar lebih dibutuhkan, kemudian merangkak jadi owner pengelolaan yang mandiri kemudian masuk di sistem yang membuat posisi bisnis pendidikan yang progresisf dan berkembang dengan membuka kantung investasi pada kegiatan tersebut.
Begitu pun yang bergerak dibidang jasa, kebanyakan di jasa travel misalkan, berangkat menjadi karyawan kemudian meningkatkan "mumayyizat" servis kepada jemaaahnya sehingga punya jamaah yang fanatik, lalu dikapitalisir menjadi owner dari service tersebut lalu kemudian membuat sistem tanam modal atau saham agar lebih terbuka dan transparansi serta ada "growing" dalam usahanya.
Untuk bidang pewarta atau penerjemah, lanjutannya adalah "takhosus" berita atau terjemah "fauriyyah" yang renyah dan mudah, kemudian memiliki radio atau blog berita ataupun punya tv nya dan kemudian dibuatkan sistem pemodalan yang melibatkan banyak pihak, dan maju jaya.
Kiosaki mengantarkan dalam empat bagian teorinya ini adalah apa yang diistilahkan dengan "Mind set". Siapa pun dan menjadi apapun serta diposisi manapun kita , yang menentukannya adalah "mind set" kita. Uang hanyalah satuan dan alat saja, yang terpenting adalah cara bersikap. (lebih jauh sisi ini dapat kita lihat dalam bukunya Rich Dad Poor Dad) Praktek menabung, belajar mengelola resiko, menghargakan waktu, berbagi dan punya arah tujuan adalah supporting sistem dari mind set yang akan membebaskan finansial kita.
Maka ketika ada pertanyaan apa yang harus dilakukan bersama bagi dunia Bisnis Mahasiswa Mesir, saya sontak hanya mengarahkan pada proyek merentas pindah quadrant kita agar tidak berdarah darah.
Meminjam istilah Chan Kim dengan segera memasuki Blue Ocean Strategi, Â menciptakan pasar tanpa pesaing. Inilah samudra biru bisnis MasisiR. Yaa rittt.
(Pasanggrahan, hay10, 31821)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H