Pilar keempat dari ketaqwaan menurut Sayyidina Ali Karramallahu Wajhah adalah " Al Istidaad bi yaumi rrohiil" yang artinya mempersiapkan hari kepulangan alias mati.
Dunia adalah etape kehidupan yang dilalui setiap manusia setelah etape-etapelain sebelumnya dan aka masuk pada etape selanjutnya yang diawali dengan prose pemisahan ruh atau nyawa dari raga alias badan.
Dan etape berikutnya adalah kehidupan yang jauh lebih lama ketimbang sekian tahun kesempatan yang Allah berkan kepada kita, bahkan jika dirata0ratakan jarak lamanya tidak akan sebanding kadrena saking terllau lamanya dan bahkan tanpa batas kehidupan setelah kematian itu. Dan pesannya adalah jangan sampai kita lupa akan kehidupan setelah moment kematian itu.
Bagi seorang mukmin muslim yang baik, kematian adalah momen maha hidup yang merupakan etape lanjutan dimana kita semua akan mendapatkan gambaran kebaikan jika dalam masa hidup didunianya adalah kebaikan, dan sebaliknya.
Mempersiapkan diri melalui lukaliku kehidupan dimasa yang akan datang yang lebih luas itulah merupakan kemampuan yang harus terus diasah sedemikian rupa agar persiapan dan keyakinan akan kesiapannya dapat dipastikan jauh lebih awal. Dan inilah merupakan derajat Taqwa.
Hikmah mempersiapkan moment kematian dengan seabrek masalahnya ternyata menurut konsep alquran adalah justru bisa memunculkannilai ettos kerja dan semangat tinggi dalam berkarya serta bisa menambah pandangan futuristik (kedepan).
Untuk konsep ini allah mengajarkan kita lewat surat shod ayat 45 da 46.
Allah Swt. menceritakan tentang sisi ideal dan keutamaan-keutamaan hamba-hamba-Nya yang menjadi rasul dan para nabi yang memiliki sifat baik:
{ }
Dan ingatlah hamba- hamba Kami: Ibrahim, Ishaq, dan Ya'qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. (Shad: 45)
Yakni amal saleh, kesemangatan dalam bekerja, kedisiplinan, ilmu yang bermanfaat, serta kekuatan dalam mengerjakan ibadah, juga mempunyai pandangan yang tajam kedepan.