Sekali lagi, seharusnya bagi para pemangku kepentingan seperti para kepala yayasan dari sekolah swasta, kepala sekolah atau kepala madrasah dari sekolah negeri, para rektor universitas baik negeri maupun swasta, haruslah bisa merembukan apa yang seharusnya mereka dapat lakukan dalam kurun waktu yang dapat ditentukan demi meningkatkan hasil mutu/output dari dalam organisasi mereka.
Demi ego, dualitas antar struktur dan agensi yang bergelut dalam institusi pendidikan ini merupakan hal yang sudah tidak dapat dihindari namun dapat dijelaskan secara gamblang juga berproporsi yang cukup.Â
Menurut Richard J. Bernsetain (1989: 23) inti persis teori strukturasi dimaksudkan untuk menjelaskan dualitas dan pengaruh-mempengaruhi dialektis antar agensi dan struktur.
Struktur disini dapat kita artikan sebagai bentuk aturan berupa aturan dan sumber daya, kemudian agen diartikan sebagai orang-orang yang konkret dalam arus yang mengalami keberlanjutan antara tindakan dan peristiwa.Â
Bagaimanapun, institusi pendidikan dalam hal ini telah membentuk kesadarannya sendiri akan organisasi yang seharusnya dapat berdiri kokoh dengan berbagai visi juga misinya dan tak terbatas hanya negeri saja ataupun swasta saja.
Dualitas yang dialami oleh para pendidik ataupun institusi pendidikan juga bermacam-macam, contohnya saja dalam pendidikan seorang guru yang menaati aturan sekolah dan atau kurikulum yang mengharuskan ia patuh terhadap aturan tersebut (legitimation).Â
Sedangkan dalam aturan tersebut terdapat suatu bentuk struktur kekuasaan (domination) dari rezim yang berkuasa, sehingga dalam prosesi belajar mengajar sang guru memiliki tiga dimensi kesadaran yang berbeda beda motives, practical, dan discursive.
Hal ini menyebabkan bahwasannya agensi akan terus disiratkan secara refleksif dan diskursif di dalam struktur-struktur sosial (Bernstein, 1989: 23).Â
Maka dari itu, mau sampai kapanpun orang-orang nyata tersebut mengalami tindakan juga peristiwa yang sama berulang-ulang pada akhirnya akan tunduk terhadap struktur yang mengatur (rules & resources).
Pengaturan kerja berbasis prinsip ternyata sangat penting bagi keberlangsungan sekaligus menjadi setir/suar organisasi yang kuat. Dengan begitu, manifestasi institusi pendidikan dapat diatur lebih fleksibel juga leluasa berubah-ubah sesuai bentuk yang di inginkan.Â
Menurut Giddens (1984: 9) apapun yang terjadi tidak akan pernah terjadi jika individu tidak campur tangan, karena pada dasarnya tindakan-tindakan sengaja sering mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang tidak disengaja. Walau bagaimanapun juga, agen memiliki kekuasaan untuk membuat suatu perbedaan di dalam dunia sosial atau struktur yang ada (Giddens, 1984: 256).