Mohon tunggu...
Zainul Abdillah Abbas
Zainul Abdillah Abbas Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru di sebuah sekolah dasar di Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah

Gemar mengamati ikan mondar-madir di akuarium selepas kerja, hobi nonton film dan series saat luang, dan menghabiskan waktu terbanyak untuk rebahan di kala liburan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1. Pendidikan Guru Penggerak

17 April 2023   12:40 Diperbarui: 17 April 2023   12:42 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kegiatan Pengoneksian Materi dalam PGP, Sumber: Koleksi Pribadi

Setelah mempelajari modul 3.1. Pengambilan Keputusan berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin, dapat saya simpulkan dan kaitkan konsep, ilmu dan materi pada modul ini dengan pemahaman saya dengan modul-modul sebelumnya. Melalui tulisan ini, saya ingin menyampaikan kesimpulan dan kaitan-kaitan tersebut dalam bentuk jawaban dari pertanyaan pemandu dari sub bagian Koneksi Antar Materi Modul 3.1.

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Pratap Triloka yang dari KHD yang sering kita sebut dengan tiga semboyan dalam bidang pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara terdiri dari: 1) Ing Ngarsa Sung Tuladha; 2) Ing Madya Mangun Karsa; dan 3) Tut Wuri Handayani memiliki kaitan yang cukup erat dengan konsep penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin.

Pratap yang pertama, Ing Ngarsa Sung Tuladha yang berarti “di depan memberi contoh” berkaitan dengan tugas seorang pemimpin yang berkewajiban memberikan teladan dalam setiap proses pengambilan keputusan. Setiap langkah yang kita ambil dalam proses tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan mulai dari langkah pertama hingga di akhir, karena pada hakikatnya seorang pemimpin selalu dalam pengamatan dan wajib memberi contoh yang baik bagi pihak yang kita pimpin bahkan orang di luar itu.

Pratap kedua, Ing Madya Mangun Karsa, yang berarti “di tengah membangkitkan  semangat”, dalam kaitannya dengan proses pengambilan keputusan berarti bahwa seorang pemimpin wajib menjaga setiap keputusan tetap berjalan dengan baik, sesuai dengan yang diharapkan. Setelah keputusan dibuat, pemimpin yang mengambil keputusan tidak serta merta lepas tanggung jawabnya. Kita harus terus mengawal, melakukan refleksi, menerima umpan balik, menindaklanjuti dan  bahkan mengadaptasikan keputusan saat diperlukan.

Sedang pratap ketiga, Tut Wuri Handayani, yang berarti “di belakang memberi dorongan”, dalam kaitannya pengambilan keputusan adalah bahwa pemimpin harus memberi dorongan terhadap setiap pihak yang berkaitan dengan keputusan yang diambil untuk tetap konsisten dan konsekuen dengan keputusan tersebut sekaligus menjaga keputusan yang diambil memberi manfaat keberlangsungan positif bagi komunitas secara umum.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Bagaimanapun, nilai yang tertanam dalam diri kita mempengaruhi cara kita melihat dunia, termasuk dalam kaitannya dengan memandang setiap segi dan komponen dalam proses pengambilan keputusan. Pada dasarnya memang setiap manusia berkecenderungan memandang dan memilih segala sesuatu secara subjektif, sesuai dengan nilai dan keyakinan yang kita miliki. Hal ini mengharuskan diri kita untuk menjaga diri kita tetap berpihak dan meyakini nilai positif serta kebajikan yang bersifat universal, hingga dapat membantu kita dapat mengambil keputusan secara lebih objektif dan berpihak pada kebenaran.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Dalam proses pengambilan dan pengujian keputusan, coaching dapat dimanfaatkan dalam beberapa tahapannya. Misal dalam tahap mengenali nilai yang saling berlawanan, mengumpulkan fakta yang relevan dan mengidentifikasi pihak yang berkaitan, pemimpin dapat melakukan sesi coaching dengan pihak primer yang langsung berkaitan dengan permasalahan yang muncul. Dari proses coaching tersebut, diharapkan akan muncul data dan fakta yang akan berguna sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, sesuai dengan pengelasan komponen yang dibutuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun