Mohon tunggu...
Jay Z. Pai
Jay Z. Pai Mohon Tunggu... Full Time Blogger - menulis saja

suka musik dan jalan - jalan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mustafa dan Takdir Wabah Corona

9 Agustus 2021   10:30 Diperbarui: 9 Agustus 2021   10:46 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kedatangan Gus Amran tidak disia--siakan oleh keduanya, mereka langsung menanyakan pendapatnya tentang pokok perdebatan mereka, yaitu soal takdir dan wabah corona.

Gus Amran pun coba menjawab semampunya.

"Apa kalian pernah mendengar penjelasan Kiyai Hasyim tentang pelajaran Ilmu Kalam dan Sejarah firqah--firqah dalam Islam?"

Keduanya sontak menjawab, "pernah gus".

"Baik, saya akan coba menjawab masalah kalian dengan pendekatan itu. namun maaf sebelumnya, apabila jawaban saya tidak mampu memuaskan kalian nanti. Karena sejatinya, saya hanya sekedar memberi jalan. Sisanya saya berharap, kalian bisa menyimpulkannya sendiri", kata Gus Amran.

Memang Pesantren Afala Ta'qilun ini bertujuan mendorong para santri untuk berani berpikir secara mandiri sebagaimana namanya Afala Ta'qilun diambil dari ayat Qur'an yang berarti (tidakkah kau menggunakan akalmu).

Gus Amran pun mulai menjelaskan.

"Begini, ada berbagai macam aliran kalam dalam islam. Diantaranya, Jabariyah Mu'tazilah dan Asy'ariyah. ketiganya punya pandangan beda--beda terkait perkara takdir. Pertama, aliran jabariyah, kelompok ini memandang takdir semata--mata datang dari tuhan. karena menganggap semua hal sudah digariskan Tuhan, ketika menghadapi masalah kelompok ini cenderung menerima atau berserah diri (fatalis) tanpa berbuat apa--apa atau pasrah sebagaimana asal kata jabariyah, jabr (pasrah)".

"Kedua, mu'tazilah. Doktrin teologi kelompok ini berbanding terbalik dengan yang pertama. Jika jabariyah memandang segala sesuatu datangnya dari Tuhan, maka bagi mu'tazilah, yang terjadi kepada manusia tidak ada hubungannya dengan Tuhan. Takdir bukan semata -- mata berasal dari Tuhan melainkan dari manusia itu sendiri. Contohnya, jika kita mencuri itu karena kehendak manusia bukan karena kehendak Tuhan".

"Kedua aliran di atas memiliki titik ekstrem, pada yang pertama, ekstremnya, kita akan cenderung menyalahkan Tuhan atas segala musibah yang menimpa kita, karena sekali lagi, segala sesuatu datangnya dari Tuhan. Sedang pada yang kedua, kita akan cenderung angkuh dengan otoritas personal dan menegasikan kekuasaan Tuhan".

"Bagaimana dengan aliran yang ketiga Gus?" tanya Mustafa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun