Mohon tunggu...
Jay Z. Pai
Jay Z. Pai Mohon Tunggu... Full Time Blogger - menulis saja

suka musik dan jalan - jalan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Dharma dari Bisma Dewabrata

26 Desember 2020   15:45 Diperbarui: 26 Desember 2020   15:52 1535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
YouTube https://www.youtube.com/watch?v=JqbWxojQORw

Ayahnya kaget mendengar sumpah Bisma. Dia segera menemui Bisma untuk mengahalanginya namun semua sudah terlambat. Sumpah telah diucapkan dan pantang bagi seorang Bisma untuk menarik sumpahnya. Ayahnya begitu sedih namun disi lain bangga kepada Bisma. Ayahnya mengatakan “banyak permintaan dikabulkan, namun sedikit orang yang meminta sesuatu sebagai tugasnya”. Memang menjadi sedikit dari yang banyak itu berat coy! Hehehe.

Tugas itu dilakukan Bisma dengan penuh tanggung jawab sampai generasi Pandawa dan Kurawa lahir ke dunia. Pandawa adalah anak dari Raja Hastinapura : Pandu Dewanata. Yudhistira, Bima, Arjuna, Naqula dan Sadewa lahir dari anugerah para Dewa. Kelimanya menjalani hidup di hutan karena kesalahan yang ‘tidak disengaja’ oleh ayahnya Pandu, yang akhirnya membuat mereka harus menjalani meditasi dan penebusan dosa di hutan selama bertahun – tahun.

Sementara Kurawa adalah anak dari Raja Hastinapura : Destrarastra. Awalnya Destrarastra hanya bertugas menjaga kursi kerajaan hingga Pandu selesai menjalani masa penebusan dosa. Namun atas permintaannya kepada Bisma dan dorongan dari orang sekeliling Istana akhirnya dia dilantik sebagai Raja. Seratus bersaudara kurawa lahir dari anugerah Dewa Siwa. Mereka hidup dalam istana kerajaan. Dimanja oleh ayahnya, dan di hasut oleh pamannya : Sangkuni.

Pandawa dan Kurawa sejak awal memang tidak pernah akur. Kurawa yang dipimpin Duryodhana selalu saja berusaha menyingkirkan para pandawa. Sekali waktu, kurawa pernah berencana membunuh para pandawa dengan membakar mereka hidup – hidup. Hal itu berlanjut hingga mereka dewasa bahkan ketika masing – masing memiliki kerajaaan sendiri – sendiri. Kurawa dengan Hastinapura sedangkan Pandawa denga kerajaan Indraprasta. Indraprasta adalah pecahan dari wilayah Hastinapura yang mendapatkan pengakuan kemerdekaan dari kerajaan – kerajaan disekitar.

Suatu ketika para kurawa pernah melakukan pelecehan terhadap istri para pandawa di depan sidang istana hastinapura. Sekaligus menjadi salah satu alasan akhirnya perang Baratayudha terjadi. Selain perebutan tahta kerajaan perang baratayudha juga terjadi atas dasar pembalasan dendam.

Saat Baratayudha digelar di atas medan tempur kurusetra. Masing – masing telah memposisikan diri. Pandawa melawan Kurawa. Inderaprastra melawan Hastinapura.  

Di sinilah cobaan terbesar bagi dharma seorang Bisma. Bisma yang terikat oleh sumpah janji sebagai pelayan tahta hastinapura harus berada di pihak Kurawa. Artinya, Bisma akan berhadapan dengan para pandawa. Bisma sadar betul bahwa yang pantas memimpin hastinapura adalah para pandawa. Pandawa adalah orang yang berdiri dalam garis kebenaran menurut Bisma.

Berbeda 180 derajat dengan para Kurawa yang penuh ketamakan dan nafsu kekuasaan. Namun karena sumpah yang telah diucapkannya maka dia pun harus berhadapan dengan kebenaran itu. Sebab dharma bagi Bisma adalah kewajiban dan tanggung jawab sekalipun harus bertentangan dengan kebenaran.

Menyerang hastinapura berarti menyerang apa yang dia lindungi, dan sudah menjadi tugas bagi pelayan tahta seperti Bisma untuk mengangkat senjata melawan Pandawa. Bagi Pandawa perang melawan Hastinapura (kurawa) sama dengan melawan kejahatan. Sementara bagi Bisma mempertahankan Hastinapura dari gempuran serangan Pandawa berarti menjalankan kewajibannya yang itu adalah dharma.

Dengan kehadiran Bisma di medan perang. Para Pandawa mengalami kesulitan yang luar biasa bahkan hampir mengalami kekalahan. Walaupun akhirnya Bisma disadarkan oleh Krisna yang berada di pihak Pandawa. Dengan kecerdikan dan kedalaman pengetahuan Krisna, dia mampu menundukan Bisma.

Dalam dialog terakhir mereka Krisna mengatakan “jika sumpah janji yang diucapkan itu bisa berakibat fatal bagi masa depan kesejahteraan seluruh masyarakat maka sudah saatnya sumpah janji itu dilanggar”. Kemenangan para Pandawa adalah kemenangan kebenaran. Dan kesejahteraan masyarakat kedepan ditentukan oleh kemenangan dari kebenaran. Hari ini kata krisna, kebenaran ada dipihak para Pandawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun