Sejak Kecil kita sudah tidak asing dengan Ucapan “Ambilnya Pakai Tangan Bagus”. Istilah ini biasa di gunakan orang tua atau guru kita untuk memberi tahu bahwasannya harus menggunakan Tangan Kanan.
Hal ini sudah menjadi sebuah doktrinisasi yang sudah terjadi sejak dahulu kala oleh orang tua kita untuk menggunakan tangan kanan untuk hal-hal seperti makan, minum, memberi, menerima dan lain sebagainya, dan tangan kiri digunakan untuk hal-hal lain yang lebih masuk kedalam kategori kotor/jorok seperti Membersihkan Kotoran (Cebok), mengambil sampah dan lain sebagainya.
Namun tak bisa di pungkiri bahwasannya ada orang-orang yang lebih dominan menggunakan tangan kirinya dalam melakukan banyak hal atau orang itu biasa di sebut dengan Kidal. Menurut data yang tersedia orang yang kidal hanya sebanyak 10% dari total penduduk dunia. Karena jumlahnya yang lebih sedikit maka mereka harus menyesuaikan mayoritas yang ada pada lingkungan.
"Kiri" kerap dikaitkan dengan beragam hal berkonotasi negatif, sedangkan "kanan" sebaliknya. Tidak hanya dalam kebudayaan Islam yang dikenal 'memuliakan' kanan, budaya lainnya pun tak jauh berbeda. Dalam bahasa Inggris, kata "left" berasal dari kata "lyft" yang berarti "lemah" atau "tak berguna". Sementara itu dalam bahasa Prancis, "gauche" alias kiri, arti harfiahnya adalah "janggal" atau "kikuk".
Bagi yang beragama Islam tentu, salah satu tujuan utama adalah untuk bisa mengikuti Akhlaq dan perilaku Nabi Muhammad Sholollohu ‘Alaihi Wassalam. Sangat banyak kita dapati hadits-hadits yang menunjukkan tentang penggunaan tangan kanan seperti
إذا أكل أحدكم فليأكل بيمينه، وإذا شرب فليشرب بيمينه، فإن الشيطان يأكل بشماله ويشرب بشماله
Artinya, "Apabila kalian makan, gunakan tangan kanan. Jika kalian minum, gunakanlah tangan kanan karena setan makan dan minum dengan tangan kiri,” (HR Muslim).
Dalam riwayat lain, Nabi Muhammad SAW pernah memberi nasihat kepada anak kecil (Umar bin Salamah) yang makan dengan tangan kiri. Rasulullah SAW menasihatinya.
كُل بيمينك وكل مما يليك
Artinya, "Makanlah dengan tangan kananmu dan makan yang ada di dekatmu,” (HR Bukhari dan Muslim).
Lanjutnya
di seluruh dunia
Pada Abad 16, di bawah kekuasaan Gereja Katolik, orang bertangan kidal sangatlah tertindas. Mereka disebut-sebut bersekongkol dengan iblis. Kadang perempuan kidal diidentifikasi sebagai penyihir. Hingga Abad 19, diskriminasi masih terus menimpa orang-orang bertangan kidal.
Parahnya di beberapa area yang dianggap sudah maju seperti Amerika Utara dan Eropa, diskriminasi terhadap orang-orang kidal menjadi terinstitusi. Sekolah-sekolah memaksa murid mereka menggunakan tangan kanan dengan cara mengikat tangan kirinya ke kursi agar tidak digunakan.
Kesimpulan
Maka Dari itu, Bagi Setiap orang Muslim hendaklah berusaha untuk melatih diri untuk menggunakan tangan kanan pada saat makan, minum, memegang dan memberi agar dapat mengikuti pribadi luhur yang di ajarkan Nabi Muhammad Sholollohu ‘Alaihi Wassalam. Karena mengikuti Sunnah Beliau itu dapat mendapatkan pahala dan apabila meninggalkannya atau berlawanan dengannya maka hal itu menjadi suatu hal yang makruh.
Dan Secara Umum orang tua kita terdahulu mungkin memaksakan untuk lebih dominan dalam menggunakan tangan kanan adalah karena pengaruh dari budaya yang terjadi di Dunia Internasional pada saat itu juga. Mereka mengingikan agar keturunannya apabila mendapatkan kesempatan untuk keluar negeri maka dia tidak menjadi asing karena melakukan kebiasaan yang berlawanan dengan mayoritas orang tersebut.
Demikianlah Tulisan ini agar kita tidak serta merta menyalahkan sistem didikan yang telah kita dapatkan dari orang tua kita terdahulu.
Semoga Bisa dipahami dengan baik. Kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca
(ZAINI)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI