Mohon tunggu...
Muhammad Zainur Rozikin
Muhammad Zainur Rozikin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 23107030109

The pen is mightier than the sword

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Mendorong Perilaku Baik Pada Pra-Remaja dan Remaja?

31 Mei 2024   08:41 Diperbarui: 31 Mei 2024   09:10 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perilaku baik pada masa pra remaja dan remaja dimulai dari komunikasi yang positif dan hubungan yang hangat. Ini meletakkan dasar untuk membimbing perilaku anak Anda ke arah yang positif. Berikut beberapa tips praktis untuk menerapkan pendekatan positif ini,

1. Luangkan waktu untuk mendengarkan secara aktif

Mendengarkan secara aktif berarti memperhatikan dengan cermat apa yang dikatakan anak Anda, baik dengan kata-kata maupun bahasa tubuhnya. Ini memungkinkan Anda mendengarkan pikiran dan perasaan anak Anda. Dan itu menunjukkan kepada anak Anda bahwa Anda peduli dan tertarik padanya.

2. Tetapkan aturan yang jelas mengenai perilaku

Aturan keluarga menetapkan ekspektasi yang jelas mengenai perilaku. Jika bisa, libatkan seluruh anggota keluarga dalam diskusi mengenai peraturan. Cobalah untuk menjaga peraturan tetap positif. Misalnya, daripada mengatakan 'Jangan bersikap tidak sopan', Anda bisa mengatakan, 'Kami memperlakukan satu sama lain dengan hormat. 

3. Aturan yang dilanggar : tindak lanjuti dengan tenang, tegas dan konsisten

Anda dapat melakukan ini dengan menggunakan konsekuensi singkat dan adil yang telah Anda dan anak Anda sepakati sebelumnya. Akan membantu jika Anda menghubungkan konsekuensinya dengan aturan yang dilanggar - misalnya karena kamu tidak pulang pada waktu yang disepakati, kamu harus tinggal di rumah akhir pekan ini. Ini juga membantu Anda mengomunikasikan ekspektasi Anda tentang perilaku di masa depan.

4. Dorong refleksi diri

Jika Anda perlu menggunakan konsekuensi, ada baiknya dorong anak Anda untuk merenungkan apa yang bisa mereka lakukan untuk mencegah masalah terulang kembali. Misalnya, kamu bisa berkata, 'Jem, aku khawatir kalau kamu keluar sampai larut malam tanpa memberitahuku apa yang sedang kamu lakukan. Lain kali, aku akan menjemputmu jam 10 malam. Apa yang dapat Anda lakukan secara berbeda lain kali agar Anda tidak mendapatkan konsekuensinya?" Tindak lanjuti dengan bertanya kepada anak Anda apa konsekuensi adil yang akan terjadi jika hal itu terjadi lagi. 

5.Cobalah menjadi panutan yang positif

Anak-anak-bahkan remaja pun melakukan hal yang sama seperti Anda, jadi panutan bagi anak Anda adalah cara yang ampuh dan positif untuk membimbing perilaku anak Anda. Misalnya, ketika anak Anda melihat Anda sendiri yang mengikuti peraturan keluarga, mereka mendapatkan contoh yang kuat.

6. Pilih perjuangan Anda

Sebelum Anda terlibat konflik mengenai perilaku anak., tanyakan pada diri Anda, "Apakah ini penting?" dan "Apakah ini benar-benar layak untuk diperjuangkan?" Lebih sedikit umpan balik negatif berarti lebih sedikit peluang untuk konflik dan perasaan buruk.

7. Tanggapi anak Anda dengan serius

Anak Anda adalah seorang individu dan perlu mengetahui bahwa mereka dihargai, diterima, dan dihormati apa adanya. Salah satu cara untuk melakukan hal ini adalah dengan menganggap serius ide dan pendapat anak Anda yang sedang berkembang, meskipun Anda belum tentu setuju dengannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun