Besoknya, kami ke Colonnade Katedral Saint Isaac, katedral Ortodok Rusia terbesar di St Petersburg, serta basilika Ortodoks terbesar dan katedral terbesar keempat di dunia. Tsar Alexander I butuh waktu 40 tahun untuk menyelesaikannya.
Ketika melewati patung Penunggang Kuda Perunggu, saya langsung bertanya kepada kawan warga negara Indonesia asal Ambon yang menemani kami. Ia sedang studi S2 di St Petersburg.Â
Sayangnya, namanya saya sudah lupa. kontaknya pun sudah hilang. Namun ia dengan fasih menjelaskan bahwa patung Bronze Horseman Peter the Great adalah salah satu simbol St Petersburg yang paling dikenal.Â
Patung ini dibangun oleh Catherine the Great, namanya berasal dari sebuah puisi dengan nama yang sama oleh Alexander Pushkin, penyair terbesar Rusia. Patung itu  berdiri di batu terbesar yang pernah digerakkan oleh manusia, dengan berat sekitar 1.250 ton bernama Thunder Stone. Jika musim dingin dan salju meliputi patung ini beserta ukirannya yang rumit, maka nampaklah kemegahan Bronze Horseman Peter The Great.
Patun di atas batu itu selalu tertutupi salju. Di situ pendiri kota  St Petersburg  digambarkan dengan tangan kanannya ke Barat,  karena reformasinya bertujuan untuk melintangkan Rusia dan membawa negara ini keluar dari abad pertengahan. Dalam argumen penguasa Rusia terbesar, Peterselalu dianggap hebat karena reformasinya mendorong Rusia masuk ke dalam cara hidup yang lebih modern di Eropa.
Selama Penunggang Kuda Perunggu berdiri di St Petersburg, menurutlegenda kota ini tidak akan pernah tertangkap. Patung itu sangat dilindungi selama Pengepungan Leningrad (seperti yang disebut St Petersburg pada masa Soviet) dalam Perang Dunia Kedua, dan bertahan selama hampir 900 hari pengeboman, kota ini tidak pernah jatuh.
Selanjutnya, kami  mendatangi Taman di Istana Catherine dan Pavlovsk yang memiliki taman yang indah, di musim dingin, dengan salju menempel di pohon dan manusia salju di setiap sudut, berjalan di taman istana adalah kegiatan yang menyenangkan, serta mengasyikkan.
Tak lupa saya mengunjungi Masjid Biru, Sholat Mahgrib sekalian Isya di sana. Konon, ada campur tangan Presiden Soekarno dalam pembangunan masjid ini.
ZT -Jakarta, 26 November 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H