Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengintip Ceruk Kehidupan di Kendari

13 November 2019   10:05 Diperbarui: 13 November 2019   10:22 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah, didua tahun lalu, tiba-tiba terlintas di benak saya untuk stay di Kendari, ibukota provinsi Sulawesi Tenggara. Itu lantaran sejak  pagi saya tawaf dengan memanfaatkan kendaraan umum, mikrolet. Di Makassar, Pete-pete namanya.

Senin pagi kala itu, ketika begitu banyak orang bergegas ke tempat aktifitasnya, kota Kendari saya nikmati sepuas hati. Seperti tak ada keluh kesah, seperti tak ada irama sumbang dan gerutu-gerutu kejengkelan tentang persimpangan yang dijejeri mobil-mobil yang bergerak bagai siput. Atau stag sama sekali.

Saya mengamati, tak ada titik kemacetan di Kendari. Biarpun  jam sibuk seperti hari saat itu.

Mungkin saya bisa mencoba memulai peruntungan di kota ini. Kira-kira apa yang bisa saya lakukan yah?

Suasana kota Kendari. (Foto: zainaltahir)
Suasana kota Kendari. (Foto: zainaltahir)
Tambang? Menarik juga untuk dicoba. Sepertinya ada tanda-tanda baik bagi pengusaha tambang di negeri ini. Walau beberapa tahun belakangan ini banyak teman pengusaha tambang terhempas digilas regulasi. Di sini, saya jadi keder!

Jual Coto Makassar? Saya punya sekarung pengalaman waktu masih remaja. Bekerja bertahun-tahun di warung coto Sunggu dekat rumah. Problemnya, penjual coto harus memulai aktifitasnya dini hari hingga malam. Membuka warung coto di Kendari belum tentu langsung laris manis. Mungkin butuh waktu. Lagi pula saya amati warung-warung makanan sepanjang jalan tak ramai-ramai amat. Sepertinya tak cocok saya buka warung coto di Kendari.

Buka toko baju di mal? Mungkin ini bisa saya garap. Akan tetapi, bukankah Lotus, Matahari dan Ramayana sudah tak berkutik dengan adanya olshop?

Di sudut kota Kendari. (foto: zainaltahir)
Di sudut kota Kendari. (foto: zainaltahir)
Kalau begitu jual beli saham saja. Yang ini memang rutinitas saya. Di mana dan kapan pun bisa jalan. Yang penting ada koneksi internet yang kencang. Bukankan impian saya tinggal menetap di Amsterdam, bermodalkan keterampilan berselancar di stock market dan futures trading?

Akhirnya, setelah tuntas urusan saya, segera saya membuka aplikasi Traveloka. Untung masih ada seat penerbangan langsung Batik Air ke Jakarta pukul 18.20 nanti malam.

Walau kamar sudah terbayar hingga besok, semalam di Kendari rasanya saya tak bisa berbuat banyak.

Tapi, Alhamdulillah masih bisa berbuat sedikit.

ZT -Singapura, 13 November 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun