"Kenapakah?" Dalam nada tanya saya menjawab enteng.
"Kantor sedang dikepung!" ungkap Iccang.
"Siapa yang kepung?"
"Yah, orang demolah!"
"Demo dari mana lagi? Berapa orang?"
"Yah, biasalah. Masih yang kemarin-kemarin itu. Tapi sekarang massanya semakin banyak! Â Mungkin ada ribuan orang itu di depan!" Kali ini nada penggalan kalimat Iccang penuh keresahan.
Di Flexi Nokia mungil saya pun jelas kedengaran teriakan-teriakan dan hujatan-hujatan yang diarahkan kepada saya. Intinya, massa menuntut menghentikan proses rekapitulasi perhitungan suara  yang dilakukan secara berjenjang mulai dari TPS dan beberapa hari lalu  sudah tuntas di kecamatan. Sisa menunggu penetapan KPU beberapa hari kedepan. Di sini, sudah mulai jelas siapa pemenangnya. Dari rekap disetiap kecamatan, sudah ditahu siapa yang terpilih jadi Bupati Gowa periode 2005 -- 2010.
Sisa saya ketuk palu. Selesai!
Tapi massa pendemo yang Iccang bilang jumlahnya ribuan orang itu tidak terima. Iccang pun memberikan gambaran massa kali ini berasal dari gabungan massa ketiga pasangan calon yang merasa sudah kalah. Dipimpin langsung Amir Uskara, ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kabupaten Gowa pada waktu itu. Kini beliau anggota DPR RI.
Ribuan massa yang mengepung kantor KPU Gowa di kawasan Jalan Andi Mallombasang Sungguminasa itu menganggap telah terjadi kecurangan yang dilakukan secara terorganisir, massif dan terstruktur yang dilakukan oleh pasangan yang akan ditetapkan oleh KPU Gowa sebagai Bupati dan Wakil Bupati. Kuncinya, mereka mau menggagalkan proses penetapan yang akan dilakukan KPU gowa.
Nggak perlu lagi diulas secara terinci yah? Kan itu masa lalu dan kita sudah memahami dan tahu semua cerita plus gosip-gosipnya. Tapi yang masih penasaran juga, bolehlah ketemu langsung dengan saya. Nanti saya ceritakan secara detail, Â hehehe....