Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keraton Kasepuhan Cirebon dalam Nuansa Wisata Religi

7 Mei 2018   18:15 Diperbarui: 8 Mei 2018   08:19 1760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kereta Taksaka dari Gambir tiba di Stasiun Cirebon beberapa menit sebelum pukul setengah sebelas malam hari. Saya baru pertama kali menginjakkan kaki di Kota Udang Ini. Biasanya saya hanya melintas, atau transit sejenak, di banyak kesempatan perjalanan dengan kereta pada masa lalu.

Seperti tak ada spasi sedikitpun, kawan Andi Gazly langsung mengajak ke lokasi tempat kegiatan acara di Keraton Kasepuhan Cirebon. Di situ, hari Sabtu besok, 5 Mei 2018, Dewan Masjid Indonesia (DMI) akan mencanangkan secara nasionam program Wisata Religi Berbasis Masjid. Di situ pula akan ada penganugerahan tokoh kebangsaan dari Sultan Kasepuhan Cirebon, PRA Arief Natadiningrat SE,  kepada Wakil Ketua Umum DMI, Komjen Pol Drs H Syafruddin Msi.

Tengah Malam di Keraton Kasepuhan Cirebon -dokpri.
Tengah Malam di Keraton Kasepuhan Cirebon -dokpri.
Menuju Dalem Arum -dokpri
Menuju Dalem Arum -dokpri
Lewat gerbang samping, saya memasuki keraton tengah malam, untuk melihat langsung persiapan panitia dalam rangka acara penyambutan Wakapolri yang akan berbicara dalam Simposium Wisata Religi Berbasis Masjid, yang akan dihelat di Bangsal Pagelaran. Dua orang teman tak lupa mengucapkan salam, dan saya pun mengikutinya setelah melewati gerbang sampin keraton, menyusuri jalan yang agak gelap.

Setelah itu, saya langsung jalan-jalan ke berbagai sudut keraton seluas 25 hektar, yang nampak sunyi senyap di malam hari. Perasaan berdesir di hati saya langsung muncul ketika melewati Pintu Buk Bacem menuju Dalem Arum. Di situ saya meraba pintu dan jendela berkelir hijau antik dipadu hijau lumut dan lis keemasan.

Bangsal Pringgadani di malam hari -dokpri.
Bangsal Pringgadani di malam hari -dokpri.
Nuansa sakral langsung terasa begitu saya berdiri di depan pintu Dalem Arum berwarna kecokelatan itu. Saya membaca papan penanda bertuliskan huruf kapital semua berbunyi : DALEM ARUM ATAU KEDATON YANG FUNGSINYA UNTUK TEMPAT TINGGAL SULTAN DAN KELUARGA TURUN TEMURUN HINGGA SEKARANG. UMUM DILARANG MASUK.

Oh, saya ternyata memasuki daerah terlarang. Tak perduli, saya pun mengintip masuk ke Bangsal Agung, Bangsal Prabayaksa dan Bangsal Pringgadani lewat celah pintu dan jendela. Suasana di dalam begitu temaram dan sepi.

Kereta Singa Barong ini dibuat pada 1549 oleh Panembahan Losari dan digunakan semua Sultan Cirebon sejak Sunan Gunung Jati. Di dalam desain kereta kencana ini terdapat akulturasi budaya Islam, Hindu dan China -dokpri.
Kereta Singa Barong ini dibuat pada 1549 oleh Panembahan Losari dan digunakan semua Sultan Cirebon sejak Sunan Gunung Jati. Di dalam desain kereta kencana ini terdapat akulturasi budaya Islam, Hindu dan China -dokpri.
Foto Bersama di Bangsal Agung -dokpri.
Foto Bersama di Bangsal Agung -dokpri.
Malam makin larut. Saya buru-buru menjauhi area yang membuat nuansa hati saya agak lain ini. Lalu berjalan mengitari halaman bangunan sambil mengambil foto dengan menggunakan smartphone. Tak sabar saya menanti esok pagi untuk bisa menyaksikan lagi lebih detail dan lebih banyak sudut-sudut, serta berbagai hal menarik di Keraton Kasepuhan Cirebon ini.

Museum Pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon -dokpri.
Museum Pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon -dokpri.
Langgar Agung -dokpri.
Langgar Agung -dokpri.
Bundaran Dewandatu -dokpri.
Bundaran Dewandatu -dokpri.
Tugu Manunggal -dokpri.
Tugu Manunggal -dokpri.
Esoknya, sekitar pukul 09.00 WIB, siapa nyana saya bisa menikmati sarapan berupa nasi, paru goreng dan tahu berkuah di salah satu sudut di dalam ruangan Dalem Arum. Di bagian tengah ruangan nampak Sultan dan Wakapolri serta beberapa pejabat daerah sedang berbincang santai sembari menikmati masakan khas Cirebon.

Wakapolri sarapan di Bangsal Arum sambil ngobrol santai dengan Sultan Kasepuhan Cirebon -dokpri.
Wakapolri sarapan di Bangsal Arum sambil ngobrol santai dengan Sultan Kasepuhan Cirebon -dokpri.
Keraton Kasepuhan adalah satu dari empat keraton yang ada di Kota Cirebon. Namun, keraton inilah yang paling besar dan paling terawat. Posisi Cirebon yang merupakan sebuah pelabuhan, membuat berbagai budaya mudah masuk seiring kedatangan para saudagar dari berbagai penjuru.

Ada kebudayaan China di Keraton Kasepuhan, padahal ini adalah sebuah kesultanan Islam. Rupanya Keraton Kasepuhan ini ternyata kaya dengan akulturasi budaya Islam, Hindu, China dan bahkan Eropa.

Gedong Kereta Singa Barong -dokpri,
Gedong Kereta Singa Barong -dokpri,
Pungkuran Buritan -dokpri.
Pungkuran Buritan -dokpri.
Tak sembarang bisa masuk ke Kedaton -dokpri
Tak sembarang bisa masuk ke Kedaton -dokpri
Ada dua kompleks bangunan bersejarah dalam keraton yakni Dalem Agung Pakungwati yang didirikan Pangeran Cakrabuana pada tahun 1430 dan komplek keraton Pakungwati yang sekarang disebut Keraton Kasepuhan yang didirikan oleh Pangeran Mas Zainul Arifin pada tahun 1529 Masehi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun