Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sang Tokoh Perubahan Itu Membangun Umat lewat Masjid

11 April 2018   10:41 Diperbarui: 29 April 2018   09:15 4623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masjid Indonesia

Syafruddin tetap menilai masjid yang ada di Indonesia itu unik, meskipun ia sudah mengunjungi banyak masjid di berbagai negara, mengagumi keindahan dan kemegahannya. Di negara lain, masjid dibangun dan didanai negara. Pemerintah juga harus menggaji pengurus masjid, termasuk di dalamnya muazin dan imam. Kebijakan negara banyak berperan dalam pemakmuran masjid dengan berbagai aktivitas di dalamnya.

Lain halnya di negeri ini. Masjid di Indonesia dibangun oleh swadaya masyarakat. Untuk mendirikan masjid misalnya, masyarakat harus mengikhlaskan lahan yang dimilikinya. Ditunjang kesigapan masyarakat dalam menggelontorkan bantuan berupa dana dan harta untuk menyelesaikan pembangunan maajid tersebut. 

Setelah masjidnya terbangun, masyarakat pun harus membiayai perawatan bangunannya, dan berbagai aktifitas yang ada di dalam masjid itu. "Imam dan muazin berasal dari masyarakat sekitar. Negara tidak menggaji mereka. Ini unik," kata Syafruddin.

Untuk itu, tambah Syafruddin, pemerintah tidak bisa banyak mengintervensi masjid. "DMI hanya berkoordinasi dan mengarahkan pengurus takmir masjid, membenahi manajemen mereka, serta memperbaiki sistem pengeras suara agar jamaah nyaman mendengarkan bacaan Alquran dan ceramah. Berbagai upaya pembenahan rumah Allah sudah termaktub dalam sepuluh program masjid DMI," pungkasnya.

(Diolah dari www.republika.co.id)


ZT - Jakarta, 11 April 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun