Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Status Perjalanan (10), Paris

31 Maret 2018   10:50 Diperbarui: 1 April 2018   13:20 1051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disaat kami sibuk menenangkan teman yang barusan kecopetan itu, ada seorang anak muda tinggi berwajah Afrika, mendatangi teman yang lagi bersedih itu. Ia menyodorkan sebuah dompet berwarna cokelat, dompet teman yang barusan kecopetan itu. Ia tersenyum seraya kerkata, "C'est a toi?Merci..."

Kami saling berpandangan. Belum sempat salah satu di antara kami mengatakan 'merci', anak muda itu telah bergegas pergi, bersama teman-temannya. 

Astaga! Saya memergoki salah seorang teman anak muda yang barusan mengembalikan domper teman saya yang kecopetan itu, ternyata pemuda yang tadi telah menjatuhkan  rokoknya, yang bikin inseden sejenak disini,  di ujung eskalator itu.

"Gimana isi dompetnya, Pak?" tanya saya segera. 

"Yah, nggak ada yang hilang, kecuali uangnya,'' sahut teman itu.

"Berapa isinya?"

"Lumayan banyak, 900 Euro lebih. Tapi syukurlah kartu-kartunya tidak ada yang diambil."

Saya menghela napas panjang. "Diikhlaskan saja, Pak. Yang penting Paspor dan ATM aman," kata saya.

Teman saya itu pasrah saja.

Sopan juga pencopet di Paris ini, geram hati saya.  Kalau di kampung saya pasti pencopet itu dibakar hidup-hidup, minimal digebuki ramai-ramai, sebelum diserahkan ke pihak berwajib.

Di paris ini, orang-orang yang menyaksikan kejadian barusan nampak santai-santai saja. Mereka cuek-cuek saja. Paling ada di antara mereka yang sejenak menoleh, lalu berlalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun