Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Soppeng Bagaikan Disulap

26 Februari 2018   13:02 Diperbarui: 27 Februari 2018   07:27 2865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu  nyaris tiap hari saya bersamanya, ketika ia mulai merintis karir di ranah hukum sebagai advokat di Ibukota Jakarta. Disaat karienya mulai menanjak, mendadak ia bergeser haluan, menempuh salah satu jalan yang pernah ia lakoni bertahun-tahun sebelumnya. Jalan di jalur politik yang begitu kuat menggodanya, hingga ia meluncur manis  dalam pilkada langsung yang dilakukan serentak di seluruh nusantara di penghujung tahun 2015 lalu. 

Ia terpilih sebagai Wakil Bupati Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan, mendampingi Andi Kaswadi Razak, tokoh daerah itu yang juga saya kenal baik.

Sosok yang kini semakin populer itu bernama Supriansa.

Ketika secara kebetulan saya bersua pagi ini dengannya, di Sarinah, Jakarta, saya mau ungkapkan padanya, bahwasanya beberapa waktu yang lalu saya melintas di Kabupaten Soppeng. Saya hendak mengunjungi kerabat di Kabupaten Wajo, yang mengharuskan saya lewat daerah Cabbenge. Namun saya sempat beberapa jam tawaf di Kota Watansoppeng,  sekalian makan siang di Kota Kalong tersebut.

Di Watansoppeng saya memiliki banyak teman dari berbagai kalangan yang mesti saya sapa, karena puluhan tahun tak bertemu. Teman semasa mahasiswa dulu. Mereka sudah ada yang sudah jadi pejabat, pemborong dan pedagang. Bahkan, ada yang masih nganggur. Pada zaman mahasiswa, saya kerap berkunjung ke daerah itu.

Tapi sungguh, saya tidak ada niat untuk menghubungi Supriansa, apa lagi mau menelponnya.  Saya sama sekali tak ingin mengganggu kesibukan Pak Wabup.

Saya tahu, Supriansa akan tersinggung, atau bahkan mungkin 'marah' sama saya, jika ia mengetahui keberadaan saya di daerah kekuasaaannya, sementara saya tak mencolek dirinya.

Saya hanya takjub dan mengagumi perkembangan dan kemajuan Kabupaten Soppeng. Hingga malam saya betul-betul terpesona akan keindahan Watansoppeng.

Oh yah, sekitar empat tahun lalu, saya juga pernah berkunjung ke kota ini, dan kondisi dan suasana kota tidak seperti yang saya saksikan itu . Dua hari saya di rumah teman yang sedang menikahkan anaknya di sekitar permandian alam Ompo, yang terkenal sejak saya masih kanak-kanak itu.

Dari beberapa teman yang saya ajak bertemu ini, saya mengetahui bahwa kini Kabupaten Soppeng bagaikan disulap menjadi daerah yang lebih tertata, lebih nyaman, lebih mengasyikkan dan sangat layak untuk dikunjungi. 

Cerita teman-teman saya itu tentu saja didukung oleh pengamatan saya secara langsung. Dan juga penglihatan saya yang telah beberapa jam mengitari kotanya.

villa-yuliana-soppeng-5a93b6dfab12ae76ca57bf22.png
villa-yuliana-soppeng-5a93b6dfab12ae76ca57bf22.png
taman-kalong-5a93b83c16835f05d3020934.png
taman-kalong-5a93b83c16835f05d3020934.png
Ada air mancur warna-warni, surga bagi anak-anak. Villa Ratu Belanda, --orang Soppeng menyebutnya Villa Yuliana, yang dibangun tahun 1905 oleh Gubernur Hindia Belanda, CA Kroesen, yang dulu saya dapati begitu angker penampakannya itu, kini menjelma jadi taman yang indah dan jadi pusat kunjungan warga di tengah kota.

Bergeser ke sisi kiri Villa Yuliana menyeberang jalan, nampak Masjid Agung Darussalam. Masjid bernuansa putih yang baru selesai pembangunannya setelah puluhan tahun  terkatung-katung itu nampak begitu megah, luas dan cantik.

masjid-soppeng-5a93b00716835f099c3b2af2.png
masjid-soppeng-5a93b00716835f099c3b2af2.png
Pembangunan infrastruktur berupa fasilitas jalan di dalam kota yang didanai APBD Soppeng, nampak mulus, semakin lebar dan tertata dengan baik. Begitu pula jalan kabupaten yang menghubungkan antar desa di Soppeng nampak kokoh berbahan beton. Saya menikmatinya ketika menempuh perjalanan dari Desa Lompulle menuju Kabupaten Wajo.

Yang tak berubah sejak dulu adalah adanya ribuan kelelawar bergelantungan di pohon asam yang ada di pusat kota Watansoppeng, pada siang hari. Ini menjadi keunikan tersendiri yang tiada duanya di dunia, sehingga Soppeng dijuluki Kota Kalong.

Dari cerita teman-teman itupula,  saya mengetahui bahwa kepemipinan Bupati dan Wakilnya saat ini patut diacungi jempol. Mereka sejalan seiring dalam berupaya membangun Soppeng, menuju daerah yang unggul di Sulawesi Selatan, dan bahkan di negeri ini. Keduanya nampak mesra hingga kini. Tak ada gap di antara mereka berdua, layaknya kepala-kepala daerah lain, yang belum beberapa tahun berkuasa sudah nampak keretakan antara Pak Bupati dan wakilnya.

aksi-wabub-soppeng-5a93b858ab12ae59701494a2.png
aksi-wabub-soppeng-5a93b858ab12ae59701494a2.png
Andi Kaswadi Razak dan Supriansa yang memiliki tagline Akar Super ini, sebagai pasangan pemimpin di kabupaten yang terletak sekitar 150 kilometer arah utara kota Makassar, nampak setiap saat begitu mesra dan kompak.

"Di Soppeng ini, tak pernah terjadi perselisihan antara Bupati dan Wakil Bupati. Dalam segala hal," begitu ungkapan salah satu pengunjung rumah makan yang saya tempati nongkrong di dekat pusat pertokoan yang terletak di pusat kota.

Itu benar, seperti yang telah banyak saya baca di berita-berita.

wabup-soppeng-5a93b030dd0fa82a7e12b282.png
wabup-soppeng-5a93b030dd0fa82a7e12b282.png
"Hebat juga bapak ini. Baru dua tahun memimpin sudah jadi tukang sulap di Soppeng, hahaha," ujar saya setelah menuntaskan tulisan ini, sembari terbahak-bahak di depan Supriansa yang tengah menikmati Iced Lychee Tea di Walnut Kafe, Mal Sarinah.

Supriansa tersenyum. Ia hanya berucap santun, "Saya hanya memdampingi  Pak Bupati. Saya hanya pembantu beliau dalam menakhodai Kabupaten Soppeng,'' gumamnya merendah.

Ia tak tahu saya baru saja menulis tentang dirinya, dan daerah kekuasaannya. Daerah yang terkenal dengan sebutan Bumi Latemmamala.

ZT - Sarinah, 26 Februari 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun