Ternyata penumpangnya sedikit saja. Hanya 11 Orang di kelas ekonomi. Itupun dua orang terpaksa batal terbang. Seorang ibu sedang hamil yang duduk beserta anaknya umur sekitar 5 tahun di belakang kursi saya di 11 D. Dia diturunkan karena surat keterangan dokternya bermasalah.
Banyak seat kosong melompong. Di kelas bisnis ada 3 orang penumpang. Bisalah dimaklumi.
Bismillahirrahmanirahim.
* * *
Jujur saya katakan, saya pelanggan setia Batik Air. Semenjak maskapai penerbangan ini dilahirkan. Alasannya mungkin klise, Batik Air pelayanannya setara Garuda, tapi harga tiketnya jauh di bawah. Tetapi di atas sedikit daripada harga tiket kakaknya, Lion Air, tentu saja.
Lantas, apakah dengan dua kali keterlambatan dalam sebulan penerbangan saya di Batik Air ini, yang cukup mengusik saya ini, akan membuat saya pindah ke lain hati?
Jawabnya, sekali lagi saya jujur, saya tetap akan naik Batik Air di penerbangan-penerbangan saya yang akan datang, Insha Allah.
Tentu dengan harapan, Batik Air bisa lebih baik dan cerita yang menimpa saya ini masuk ke dalam 16% keterlambatan Batik Air dari 11.811 frekwensi penerbangannya.
ZT - Kemayoran, 22 Februari 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H