Mohon tunggu...
zainal basyar
zainal basyar Mohon Tunggu... Ahli Gizi - mahasiswa psikologi

my life my miracle

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Borgol Perak #3

26 April 2018   21:03 Diperbarui: 26 April 2018   21:39 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hahaha Mbuanyol janan wong iku maeng ya Ren??? Hahaha"

"Iya sya haha, perutku sampek sakit nih ketawa terus. Apalagi melihat ekspresi orang yang di angkat tadi, hmm dia kayak mau nangis Sya. Hahaha". Jawab reni yang secara tidak sadar mengenggam erat baju belakang Rasya seraya menahan tawa yang tak kunjung reda.

Sepanjang jalan meujun foto copyan mereka terus membicarakan kejadian unik tadi. Setibanya di tempay foto copy, Rasya langsung memberikan kertas yang akan di foto copy kepada petugas. Renipun langsung mengambil posisi duduk santai dikursi tunggu toko tersebut. Rasya duduk di samping Reni dan memulai percakapan dengan menanyakan hal-hal sepele kepada reni. Mulai dari tempat tinggal dan sebagainya. Karenanya dari situlah Rasya tahu bahwa Reni sebenarnya murid pindahan dari Jakarta dan pindah ke Malang bersama keluarganya di sini.

Reni mondok di pesantren yang nggak jauh dari sekolah. Saat mendengar Reni adalah anak pesantren, Rasya langsung teringat dengan niat orang tuanya yang ingin membawa Rasya ke pesantren. Rasya langsung terdiam pucat dan mengingat-ingat kata-kata orang tuanya waktu itu. tiba-tiba tanpa sadar setumpuk kertas foto copyan telah di gerak-gerakkan vertical kekanan dan kesamping oleh penjaga toko. "Mas mas eh mas ..? Nglamun aja yooo...ntar kesambet loh!! ". " Oh iya-iya Pak, maaf -maaf eh berapa semuanya pak ???" jawab Rasya dengan bergetar dan melihat Reni tersenyum manis sekali menertawakan Rasya bersama penjaga toko.

"Makanya jangan nglamun terus syaaa....!!"kata Reni.
"Iya iya, Nih pak uangnya" kata Rasya selagi mengulurkan uang lima puluh ribu rupiah kepada penjaga foto copyan tersebut.

Tanpa basa basi sang penjaga itu masuk ke dalam dan mengambil kembalian uang Rasya, seraya membungkus foto copyan kedalam plastik bening yang terlihat keren karena di masukkan ke dalam map warna pink milik Reni yang membuat Rasya malu tetapi juga merasa sangat senang tatkala mendapatkan senyum yang sangat manis dari orang yang di kaguminya.

Akhirnya mereka berdua kembali ke sekolah. Tetapi kali ini perjalanan tersebut berbeda dengan sebelumnya ,karena sekarang mereka sudah terlihat akrab dan tak canggung-canggung lagi untuk mengobrol satu sama lain. Setelah sampai di sekolah seolah-olah Rasya tidak ingin cepat-cepat merelakan Reni turun dari motornya. Tapi waktu berkata lain, Reni sudah pergi setelah berpamitan untuk duluan ke tempat rapat dengan membawa kertas foto copyan. Rasya langsung memarkir motornya di tempat semula. Setelah memarkirkannya Rasya langsung menuju tempat rapat skall untuk menyusul Reni dan mengajaknya menyebarkan selebaran tersebut, tapi Teeeenng....teeng..teng. bel pulang sekolah sudah berbunyi dengan ditandai suara ibu farah seperti biasanya.

Untuk pertama kalinya, Rasya tidak begitu senang mendengar bel pulang berakhir yang biasanya sangat di nanti-nantikannya. "Yaaaah gak jadi bareng sama reni lagi deh..huuft." Gerutu Rasya dalam hati.

Akhirnya rasya memutuskan untuk mengajak Aris pulang bareng bersamanya. Di tengah perjalanannya Rasya selalu memikirkan Reni dan mengingat-ingat semua yang telah di alaminya hari ini bersama Reni. Sesekali Rasya menyuruh Aris untuk menepuk-nepuk dan mencubitnya untuk memastikan ini mimpi atau bukan. Rasya menceritakan semuanya kepada Aris. Ia begitu bangga dan bahagia karena dialah satu satunya cowok di sekolah ini yang pernah membonceng Reni dan bercengkrama dengannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun