Pada tahun 2007, nilai aset properti turun dan beberapa pasar perumahan lokal di AS mengalami penurunan yang tajam. Perusahaan hipotek besar seperti Countrywide Financial mengumumkan kerugian besar. Pada Maret 2008, pemerintah AS mengambil alih Federal National Mortgage Association (Fannie Mae) dan Federal Home Loan Mortgage Corporation (Freddie Mac), dua lembaga pemerintah yang mendukung pasar hipotek AS.
Pada September 2008, investasi bank besar Lehman Brothers mengajukan kebangkrutan, yang merupakan yang terbesar dalam sejarah AS. Kebangkrutan Lehman memicu kepanikan di pasar keuangan global. Pada bulan yang sama, pemerintah AS harus menyelamatkan American International Group (AIG), perusahaan asuransi terbesar di dunia, dengan suntikan dana yang besar.
Dampak krisis tersebut tidak hanya dirasakan di AS, tetapi juga merembet ke negara-negara lain di Eropa dan Asia pada September 2008. Pasar saham mengalami penurunan dan ketidakpastian ekonomi meningkat. Negara-negara Barat mengumumkan paket stimulus ekonomi pada Oktober 2008 untuk mencoba mengurangi dampak resesi yang sedang terjadi.
Resesi global menjadi sangat parah pada tahun 2009, dengan angka pengangguran meningkat tajam di banyak negara. Pertumbuhan ekonomi terhenti dan beberapa negara bahkan mengalami kontraksi ekonomi. Meskipun situasinya perlahan pulih dalam beberapa tahun berikutnya, dampak jangka panjang dari krisis ini tetap dirasakan, dengan beberapa negara menghadapi tantangan struktural dalam pemulihan ekonomi.
Krisis Keuangan Global 2007-2008 menyoroti berbagai masalah dalam sistem keuangan global, termasuk deregulasi yang berlebihan, praktik risiko tinggi, dan ketidakmampuan lembaga pemerintah dan keuangan untuk mengantisipasi serta mengatasi krisis yang sedang berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H