Mohon tunggu...
Zainal Abidin El Hanifa
Zainal Abidin El Hanifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah Kebudayaan Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

saya saat ini sedang menempuh jenjang perguruan tinggi di Yogyakarta dan sedang mencoba untuk menulis di Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dinasti Mongol dan Penyerangan ke Kota Baghdad

20 Juni 2024   16:19 Diperbarui: 20 Juni 2024   16:19 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangsa Mongol, source: Pinterest Wordpress.com

Sejarah Bangsa Mongol

Menurut salah seorang profesor sejarah, orang-orang Mongol pada mulanya adalah suku-suku nomaden yang hidup secara nomaden/berpindah-pindah. Oleh karena itu sebelum menjadi sebuah Kekaisaran, mereka awalnya terpecah menjadi suku-suku yang mendiami kawasan padang rumput di Asia Tengah. Karena sangat bergantung pada kondisi alam, Bangsa Mongol akhirnya hidup dengan kelompok-kelompok kecil dengan rumah berbentuk tenda yang dapat dibongkar-pasang untuk memudahkan perpindahan sewaktu-waktu.

Karena mengandalkan kuda sebagai kendaraan bermigrasi, mereka dikenal dengan bangsa yang sangat ahli di dalam berkuda. Untuk menunjukkan dominasi satu sama lain, tidak jarang mereka melakukan peperangan antar suku. Bangsa Mongol terbilang merupakan suku yang unik, Profesor Peter Golden dari Universitas  Rutgers mengatakan bahwa suku Mongol adalah kaum barbar yang temperamental dan tidak pernah membersihkan diri mereka dengan mandi.

Akan tetapi walaupun dikenal dengan bangsa yang suka berperang, orang-orang Mongol merupakan bangsa yang sangat menghargai kedudukan para wanita. Perempuan-perempuan Mongol berperan dalam hal migrasi. Menurut Ensiklopedia Sejarah Dunia,  dibandingkan bangsa lain saat itu, Perempuan Mongol memiliki pengaruh penting dalam hal perkembangan bangsa mereka sendiri. Perempuan Mongol  bertugas untuk menggembala, memasak, bahkan bertugas untuk mengkordinir migrasi dan pembangunan tenda-tenda. Perempuan Mongol juga diberikan kebebasan dalam berpendapat di dalam sebuah pertemuan.

Bangsa Mongol mulai menjadi kekaisaran yang besar tak lepas dari perang tokoh legendaris Mongol bernama Genghis Khan. Sebelum mendapatkan nama Genghis Khan, ia adalah seorang anak bernama Temujin. Nama Temujin sendiri diberikan oleh ayahnya sesuai dengan tradisi, yang mana memberikan nama bayi laki-laki sesuai dengan nama musuh yang berhasil ditangkap. Ia merupakan anak dari salah satu kepala suku yang bernama Yesugei. Ketika masih kecil, ayah Temujin diracuni oleh salah satu suku yang menjadi musuhnya hingga meregang nyawa. Hal ini membuat kehidupan masa kecil Temujin diwarnai dengan masa-masa yang sulit.

Beranjak dewasa, Temujin berubah menjadi pemuda yang disegani karena mampu merangkul suku-suku lain dan membentuk aliansi. Adapun suku yang tidak mau bersatu akan diperangi hingga mereka mau bergabung. Untuk memudahkan keinginannya ini, Temujin akhirnya membuat kebijakan dengan mengubah peraturan lama dalam promise militer. Pengangkatan yang awalnya bersifat monarki diubah dengan melihat pada prestasi tiap individu. Akhirnya setiap orang termotivasi untuk meningkatkan kemampuan diri dalam bidang militer.

Selain itu ia juga membuat kebijakan dengan membagi-bagi kelompok suku musuh yang baru bergabung dan menyebarnya ke suku lain. Hal ini dibuat bertujuan agar mereka tidak bisa berkumpul dan melakukan upaya perlawanan. Kebijakan ini terus dilakukan sembari mengembara ke beberapa wilayah suku lain dan pada akhirnya berhasil menghimpun Bangsa Mongol menjadi satu. Pada tahun 1206 M, Temujin akhirnya diangkat menjadi Pemimpin Umum Bangsa Mongo dan diberikan gelar nama sebagai Gengis Khan. Tahun ini juga menjadi awal munculnya Kekaisaran Mongol di Dunia.

Pada masa pemerintahan Gengis Khan, dengan cepat Kekaisaran Mongol memperluas kekuasaannya. Saat itu ia berhasil menguasai wilayah Khawarizm sampai wilayah Beijing (China) hanya dalam dua puluh tahun. Gengis Khan akhirnya wafat pada tahun 1227 M dan meninggalkan kekuasaan yang terus meluas.

Patung Genghis Khan, source: https://id.pinterest.com/pin/569142471668041043/
Patung Genghis Khan, source: https://id.pinterest.com/pin/569142471668041043/

Wafatnya Kaisar Gengis Khan akhirnya memecah kekuasaan Mongol menjadi 4 wilayah Kekaisaran. Kekaisaran-kekaisaran tersebut diantaranya Dinasti Yuan Timur (Kubilai Khan), Dinasti Ilkhanat di Barat Daya (Hulagu Khan), Dinasti Thaikanat di Asia Tengah (Timur Lenk dan Babur), dan  Dinasti Golden Horse di Barat Laut. Terpecahnya kekaisaran ini tidak lepas dari tujuan dan kepentingan dari masing-masing anak Hulagu Khan yang mewariskan kekuasaan.

Alasan yang menjadikan Bangsa Mongol mampu meluaskan wilayah dalam waktu singkat adalah karena kekuatan Militer mereka yang mumpuni. Sedari kecil laki-laki Mongol telah diajarkan tehnik berperang, berkuda, dan memanah. Menurut History on The Net, keberhasilan Bangsa Mongol tak lepas dari ketangguhan kuda perang milik mereka yang dipercaya mampu mengalahkan kekuatan dari kuda-kuda kavaleri Eropa. Selain itu, kuda para punggawa Mongol memiliki daya tahan dan kecepatan yang luar biasa. Mereka mampu berlari 150 KM dalam sehari. Setiap prajurit ketika mengembara membawa setidaknya 4 sampai 5 ekor kuda, yang mana akan dikendarai silih berganti agar kuda-kuda tersebut tidak gampang kelelahan.

Selain memiliki kuda perang yang tangguh, keberhasilan Bangsa Mongol disebabkan karena strategi perang mereka yang mampu mengecoh lawan. Mereka akan berusaha menggiring pasukan lawan ke padang savana yang luas yang dapat  menguntungkan pihak Mongol. Hal ini diyakini ampuh menyebabkan pihak lawan tidak berkutik. Taktik ini digunakan menaklukkan kota-kota besar yang memiliki tingkat keamana yang tinggi, seperti halnya Kota Baghdad dan China. Selain memiliki strategi yang unik, sebelum melakukan peperangan, mereka akan coba mengirimkan mata-mata ke dalam lingkup pemerintahan musuh. Mata-mata tersebut nantinya akan menggali informasi dan juga menyebar desas-desus guna memecah-belah pasukan. Pasukan yang melemah diambil kesempatan oleh Mongol untuk melancarkan perang.

 

Ilustrasi Serangan Mongol ke Baghdad, source: https://id.wikipedia.org/wiki/Pengepungan_Baghdad_%281258%29  
Ilustrasi Serangan Mongol ke Baghdad, source: https://id.wikipedia.org/wiki/Pengepungan_Baghdad_%281258%29  

Penyerangan ke Kota Baghdad

Menurut History Ekstra, yang tidak kalah penting mengenai Bangsa Mongol adalah  setiap penyerbuan yang dilakukan pasti diawali dengan pengiriman utusan. Utusan ini akan membawa sebuah ultimatum kepada penguasa di sebuah wilayah untuk mengajak mereka menjalin kerjasama atau meminta tunduk di bawah hegemoni Bangsa Mongol. Apabila ajakan itu diindahkan oleh penguasa tersebut, maka Pasukan Mongol akan memberikan kebebasan bagi mereka untuk menjalankan pemerintahan seperti biasa, dengan tunduk di bawah hegemoni Mongol. Adapun bagi mereka yang menolak ajakan tersebut maka akan ada pembantaian dan pengerusakan tiada ampun yang akan dilancarkan Bangsa Mongol. Hal inilah yang kemudian dialami oleh Bangsa Abbasiyah di akhir kekuasaannya.

Selain itu, yang jarang diketahui dari Kekaisaran Mongol adalah meskipun dinilai sebagai bangsa yang kejam, akan tetapi penguasa-penguasa Mongol dikenal sangat menghargai ilmuan, seniman, dan teknisi dengan mengirim mereka untuk memperdalam ilmu ke berbagai wilayah di Dunia. Kebijakan ini pada akhirnya berampak positif bagi perkembangan teknologi orang-orang Mongol. Ilmuan dan teknisi yang dikirim sebelumnya akhirnya membawa berbagai teknologi yang mumpuni terutama di bidang persenjataan. Tidak hanya mengandalkan pedang dan kuda, akhirnya Bangsa Mongol perlahan meningkatkan persenjataan dengan menggunakan bahan peledak di setiap pertempuran. Mereka tidak segan akan belajar strategi baru di setiap negri yang ditakluki.

Meskipun demikian, beberapa negeri taklukkan juga akan dibumihanguskan, seperti halnya Kota Baghdad. Menurut Wondrium Daily, Hulagu Khan sempat mengirimkan surat yang berisi ajakan damai. Surat itu berisi ultimatum kepada penguasa Abbasiyah agar mau memberikan jalan bagi pasukan Tartar untuk melewati jalan di daerah Baghdad. Mengetahui ultimatum tersebut, Al-Mu'tashim bersifat acuh tak acuh dan enggan memberikan jawaban. Pendapat lain meyebutkan bahwa surat ini berisi ajakan Bangsa Mongol kepada penguasa Abbasiyah untuk bekerja sama melumpuhkan kelompok Assasin yang sering berbuat rusuh di wilayah Mongol. Tawaran yang dikirim dalam bentuk surat itu sialnya diterima oleh wazir al-Qemi yang beraliran Syi'ah. Tidak ingin kerjasam itu terjalin, akhirnya al-Qemi membalas sendiri tawaran Hulagu Khan dengan nada penghinaan dan penolakan.

Karena tidak diindahkan oleh penguasa Abbasiyah, maka dengan kemarahan yang bergejolak pasukan Mongol bergegas menuju daerah Baghdad dan langsung menggempur benteng-benteng penahan. Melihat gempuran tersebut Khalifah yang ketakutan ditemani ratusan pejabat istana tergopoh-gopoh menyerahkan diri tanpa syarat. Sepuluh hari setelah penyerahan diri mereka akhirnya dibunuh.

Baghdad pada masa itu memasuki masa kelamnya, genosida dan penghancuran tidak henti-hentinya dilakukan oleh pasukan Mongol selama 40 hari. Pembunuhan masal yang terjadi berhari-hari menjadikan kota Baghdad dipenuh bau busuk yang menyengat. Tidak sanggup dengan bau tersebut Hulagu Khan terpaksa menarik mundur sementara pasukan Tartar selama beberapa hari. Runtuhnya Baghdad menandai berakhirnya pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Keruntuhan ini juga mengakhiri serangkaian problem sosial yang telah lama terjadi di tubuh Abbasiyah.

Serangan Bangsa Mongol ke Baghdad yang dipimpin oleh Hulagu Khan tidak didukung sepenuhnya oleh para penguasa Mongol yang lain. Berkhe Khan yang telah memeluk Islam mengutuk keras atas apa yang dilakukan sepupunya terhadap kekuasaan Islam. Hal ini yang kemudian hari melatarbelakangi munculnya konflik antar Bangsa Mongol.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun