Alasan yang menjadikan Bangsa Mongol mampu meluaskan wilayah dalam waktu singkat adalah karena kekuatan Militer mereka yang mumpuni. Sedari kecil laki-laki Mongol telah diajarkan tehnik berperang, berkuda, dan memanah. Menurut History on The Net, keberhasilan Bangsa Mongol tak lepas dari ketangguhan kuda perang milik mereka yang dipercaya mampu mengalahkan kekuatan dari kuda-kuda kavaleri Eropa. Selain itu, kuda para punggawa Mongol memiliki daya tahan dan kecepatan yang luar biasa. Mereka mampu berlari 150 KM dalam sehari. Setiap prajurit ketika mengembara membawa setidaknya 4 sampai 5 ekor kuda, yang mana akan dikendarai silih berganti agar kuda-kuda tersebut tidak gampang kelelahan.
Selain memiliki kuda perang yang tangguh, keberhasilan Bangsa Mongol disebabkan karena strategi perang mereka yang mampu mengecoh lawan. Mereka akan berusaha menggiring pasukan lawan ke padang savana yang luas yang dapat  menguntungkan pihak Mongol. Hal ini diyakini ampuh menyebabkan pihak lawan tidak berkutik. Taktik ini digunakan menaklukkan kota-kota besar yang memiliki tingkat keamana yang tinggi, seperti halnya Kota Baghdad dan China. Selain memiliki strategi yang unik, sebelum melakukan peperangan, mereka akan coba mengirimkan mata-mata ke dalam lingkup pemerintahan musuh. Mata-mata tersebut nantinya akan menggali informasi dan juga menyebar desas-desus guna memecah-belah pasukan. Pasukan yang melemah diambil kesempatan oleh Mongol untuk melancarkan perang.
Â
Penyerangan ke Kota Baghdad
Menurut History Ekstra, yang tidak kalah penting mengenai Bangsa Mongol adalah  setiap penyerbuan yang dilakukan pasti diawali dengan pengiriman utusan. Utusan ini akan membawa sebuah ultimatum kepada penguasa di sebuah wilayah untuk mengajak mereka menjalin kerjasama atau meminta tunduk di bawah hegemoni Bangsa Mongol. Apabila ajakan itu diindahkan oleh penguasa tersebut, maka Pasukan Mongol akan memberikan kebebasan bagi mereka untuk menjalankan pemerintahan seperti biasa, dengan tunduk di bawah hegemoni Mongol. Adapun bagi mereka yang menolak ajakan tersebut maka akan ada pembantaian dan pengerusakan tiada ampun yang akan dilancarkan Bangsa Mongol. Hal inilah yang kemudian dialami oleh Bangsa Abbasiyah di akhir kekuasaannya.
Selain itu, yang jarang diketahui dari Kekaisaran Mongol adalah meskipun dinilai sebagai bangsa yang kejam, akan tetapi penguasa-penguasa Mongol dikenal sangat menghargai ilmuan, seniman, dan teknisi dengan mengirim mereka untuk memperdalam ilmu ke berbagai wilayah di Dunia. Kebijakan ini pada akhirnya berampak positif bagi perkembangan teknologi orang-orang Mongol. Ilmuan dan teknisi yang dikirim sebelumnya akhirnya membawa berbagai teknologi yang mumpuni terutama di bidang persenjataan. Tidak hanya mengandalkan pedang dan kuda, akhirnya Bangsa Mongol perlahan meningkatkan persenjataan dengan menggunakan bahan peledak di setiap pertempuran. Mereka tidak segan akan belajar strategi baru di setiap negri yang ditakluki.
Meskipun demikian, beberapa negeri taklukkan juga akan dibumihanguskan, seperti halnya Kota Baghdad. Menurut Wondrium Daily, Hulagu Khan sempat mengirimkan surat yang berisi ajakan damai. Surat itu berisi ultimatum kepada penguasa Abbasiyah agar mau memberikan jalan bagi pasukan Tartar untuk melewati jalan di daerah Baghdad. Mengetahui ultimatum tersebut, Al-Mu'tashim bersifat acuh tak acuh dan enggan memberikan jawaban. Pendapat lain meyebutkan bahwa surat ini berisi ajakan Bangsa Mongol kepada penguasa Abbasiyah untuk bekerja sama melumpuhkan kelompok Assasin yang sering berbuat rusuh di wilayah Mongol. Tawaran yang dikirim dalam bentuk surat itu sialnya diterima oleh wazir al-Qemi yang beraliran Syi'ah. Tidak ingin kerjasam itu terjalin, akhirnya al-Qemi membalas sendiri tawaran Hulagu Khan dengan nada penghinaan dan penolakan.
Karena tidak diindahkan oleh penguasa Abbasiyah, maka dengan kemarahan yang bergejolak pasukan Mongol bergegas menuju daerah Baghdad dan langsung menggempur benteng-benteng penahan. Melihat gempuran tersebut Khalifah yang ketakutan ditemani ratusan pejabat istana tergopoh-gopoh menyerahkan diri tanpa syarat. Sepuluh hari setelah penyerahan diri mereka akhirnya dibunuh.
Baghdad pada masa itu memasuki masa kelamnya, genosida dan penghancuran tidak henti-hentinya dilakukan oleh pasukan Mongol selama 40 hari. Pembunuhan masal yang terjadi berhari-hari menjadikan kota Baghdad dipenuh bau busuk yang menyengat. Tidak sanggup dengan bau tersebut Hulagu Khan terpaksa menarik mundur sementara pasukan Tartar selama beberapa hari. Runtuhnya Baghdad menandai berakhirnya pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Keruntuhan ini juga mengakhiri serangkaian problem sosial yang telah lama terjadi di tubuh Abbasiyah.
Serangan Bangsa Mongol ke Baghdad yang dipimpin oleh Hulagu Khan tidak didukung sepenuhnya oleh para penguasa Mongol yang lain. Berkhe Khan yang telah memeluk Islam mengutuk keras atas apa yang dilakukan sepupunya terhadap kekuasaan Islam. Hal ini yang kemudian hari melatarbelakangi munculnya konflik antar Bangsa Mongol.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H