Rindu yang bersenandung
dalam jiwa-jiwa termenung
Rindu yang bersenandung
dalam bayang-bayang ngelamun...
jiwanya tak kuat menahanÂ
dia menangis kesakitan
Dalam pulahan tahun
meneteskan air mata
Menyirami hatinya
agar bisa hilang...
Tak kuasa bekas itu masih ada
sampai sekarang...
serangan-serangan motivasi
Bertubi-tubi
Terstruktur rapi
dengan polesan kata
Mempersiapkan kata yang sudah jadi
 tapi masih tak bisa menghilangi
Rasanya yang tersakiti...
Dia seorang berkelanaÂ
menjalani hidup...
Dengan semampunya
Dia berjalan-jalan dengan kuasa
takdir yang terus menghantuinya
tapi hatinya tersakiti...
orang-orang hanya peduliÂ
dengan kata...
Tak bisa memahami orang berkelana itu...
Kasihan orang itu...
Tak ada yang menemaniÂ
Jiwanya yang tersakiti
dia terus berkelanaÂ
Menggapai takdirÂ
Yang sudah tertulis dilangit sana...
Zainal
Yogyakarta, 23 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H