Surau Tarekhat Syattariyah pertama di minangkabau adalah di Ulakan, yaitu Surau Syekh Burhanudin. Pengaruh Ulakan bagi perkembangan Islam di Minangkabau cukup besar. Dalam sejarah para ulama Tarekhat Syattariyah sering dikatakan bahwa Ulakan ini adalah pusat penyebaran Islam. Sampai sekarang pun, keberadaan pengikut Tarekhat Syathariyah masih dapat disaksikan dalam berbagai aspek kehidupan di Padang Pariaman.
 Maka dari itu banyak elit politik, partai politik, dan figur politik yang melibatkan agama sebagai strategi politik di Padang Pariaman. Contohnya adalah Pada kasus dukungan ulama syatariyah kepada Suharti Bur dalam Pemilihan Kepala Daerah tahun 2020 kemarin di Padang Pariaman.Â
Fenomena ini juga dibenarkan oleh pernyataan Suhaili Tuanku Mudo yang mengatakan bahwa akan menghimbau para jamaah untuk mendukung Suharti BurRahmang dalam pemilukada Padang Pariaman 2020. Dari hal tersebut terlihat suara Suhatri bur dan Rahmang unggul di daripada calon calon lain, daerah Padang Pariaman menjadi pusat atau kantong-kantong jamaah Tarekhat Syatariyah. Menjadikan pasangan ini menang dalam kontestasi pemilukada Padang Pariaman tahun 2020 kemarin.Â
Syathariyah yang dianggap memiliki jaringan sosial murid dan jumlah massa yang banyak, yang berpotensi menjelma menjadi mesin politik untuk memenangkan kandidat dalam Pilkada.Â
Dalam Pemilukada Bupati Padang Pariaman tahun 2020 yang kelompok ulama aliran syatariyah telah sepakat untuk mendukung pasangan Suhatri Bur dan Rahmang untuk maju menjadi Bupati Padang Pariaman periode selanjutnya. Tarekhat Sathariyyah sangat berperan besar dalam kekuatan politik lokal di Padang Pariaman, seperti bisa dikatakan penduduk Padang Pariaman mayoritas menganut Tarekhat ini, penganut Tarekhat Syathariyah di Padang Pariaman dapat dimaklumi, karena nagari 5 (negeri) Ulakan di Kabupaten Padang Pariaman merupakan bekas "pusat pengembangan Islam dan Tarekhat Syathariyah pertama di Minangkabau (Sumatera Barat), yang dikembangkan oleh Syekh Burhanuddin Ulakan, murid dari Syekh Abdurrauf al-Sinkili.
Tuanku Tarekhat Syathariyah yang memilih kiprah politik model akar pohon biasanya juga akan memainkan peran penting sebagai "aktor di balik layar" (the man behind the gun) yang sangat menentukan dalam proses dan percaturan politik lokal. Mereka ini lazimnya adalah para Tuanku senior, yang memiliki pengaruh kuat dalam kalangan Tarekhat Syathariyah.Â
Dukungan politik Tuanku Tuanku di Tarekhat Syathariyah di Padang Pariaman terhadap Suhatri bur-Rahmang merupakan wujud nyata dari politik identitas dan agama ditengah besarnya dominasi penganut syatariyah di Padang Pariaman sebagai kekuatan politik lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H