Menurutnya, arsitektur modernisme tinggi merusak karya cipta model tradisional dan kultur budaya turun-temurun dengan menggantinya memakai model bangunan tinggi yang menjulang ke angkasa yang berkesan angkuh dan tampak otoritan.
      Sementara itu, post-modern mengkritik hal semacam tersebut. Post-modern lebih bersifat populis karena hilangnya batas-batas antara budaya tinggi dan budaya massa. Populisme ini bukan hanya tampak di arsitektural saja, tetapi juga di budaya massa atau barang budaya komersial yang bisa diproduksi secara massal dan dikonsumsi oleh semua masyarakat luas.Â
Post-modernisme Fredic Jameson
      Masyarakat post-modern ditandai oleh kedangkalan dan kekurangdalaman. Produk kulturan dipenuhi dengan citra kedangkalan. Maksudnya, sebuah karya yang diciptakan manusia bersifat duplikat atau tidak asli. Contohnya seperti seseorang yang menggambar bentuk pulpen yang mirip dengan aslinya. Itu ia anggap sebagai duplikat/simulacrum.
      Lalu, ia menganggap post-modern ditandai dengan kelesuan emosi. Artinya, sebuah ciptaan manusia di dunia tidak memiliki perasaan yang mendalam. Berbeda dengan ciptaan manusia tahun-tahun sebelumnya yang memiliki emosi mendalam dan penuh arti.
      Ia juga menganggap bahwa post modern muncul ditandai dengan hilangnya kesejarahan yang membuat masyarakat tidak lagi dapat mengetahui cerita masa lalu. Oleh karena itu, para sejarahwan akan sulit untuk meneliti dan mengkaji kebenaran mengenai masa lalu. Mereka tidak mungkin bisa mengumpulkan secara logis tentang masa lalu dan hanya mengandalkan Pastiche, yaitu pemikiran yang kontradiktif serta membingungkan tentang masa lalu.
      Terakhir, Jameson mengatakan bahwa perkembangan teknologi baru sangat erat kaitannya dengan masyarakat post-modernisme. Contoh nyatanya ialah perkembangan teknologi perakitan mobil yang sudah diambil alih oleh robot, begitu juga dengan halnya media elektronik serta komputer. Hal tersebut menurut Jameson menjadikan manusia menciptakan image datar. Teknologi itu menghasilkan kebudayaan yang datar ketimbang produk kebudayaan modern.
Masalah Eks Taman Budaya Sumatra Utara (TBSU)
Taman Budaya Sumatra Utara (TBSU) yang sekarang berganti nama menjadi Taman Budaya Medan terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Medan. Taman Budaya itu sudah berdiri sejak tahun 1969 yang diresmikan pada 17 Maret 1977.
      Taman Budaya adalah sebuah bangungan/institusi pemerintah yang dibuat untuk masyarakat dalam menyalurkan seni dan budaya di Sumatra Utara terkhususnya di Kota Medan.
      Banyak seniman, sastrawan, dan penyair yang lahir di tempat itu. Selain itu juga banyak seniman, sastrawan, penyair, dan pengunjung yang hadir dari seluruh Indonesia untuk menyaksikan pertunjukan seni terkhususnya pentas drama.