Bukan tidak mungkin ketika Prabowo Subianto memilih salah satu ataupun tidak ketiganya, maka ketiga Partai Politik ini berselingkuh ke koalisi lain yang dinilai menguntungkan untuk Partai Politiknya. Sehingga muncullah seni manuver politik tersebut.
Hal ini lumrah terjadi dalam politik. Karena Partai Politik pastinya akan banyak-banyak menghitung untuk menguntungkan partainya, karena ketika Partai Politik tersebut menang maka mereka akan banyak sekali mendapatkan kursi di DPR.Â
Kursi DPR juga dalam UU No.7 Tahun 2017 tentang Pemilu disebutkan bahwa Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden hanya dapat diusulkan oleh Partai Politik atau gabungan Partai Politik dengan persyaratan meraih kursi DPR RI minimal 20 persen atau memperoleh minimal 25 persen suara sah nasional.
Berangkat dari itulah untuk Koalisi sekarang bukanlah koalisi permanen. Masih banyak sekali manuver-manuver politik yang akan dilakukan oleh para Partai Politik.Â
Manuver inilah yang membuat politik menjadi seru untuk diamati. Karena setiap partai politik pastinya mempunyai kepentingan-kepentingan dalam mengusung kadernya untuk menjadi Bakal Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden.Â
Sehingga menarik sebelum menunggu tanggal 14 Februari 2024 kita menunggu terlebih dahulu tanggal 19 Oktober. Karena 19 Oktoberlah kita bisa melihat secara pasti koalisi-koalisi permanen yang akan muncul, juga Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden untuk periode 2024-2029.
Mari kita bersama-sama menikmati keseruan politik ini hingga 19 Oktober mendatang.
Sumber:
https://nasional.kompas.com/read/2023/08/29/05450051/antara-koalisi-setengah-hati-dan-setengah-mati-