Mohon tunggu...
Zaid Maulia
Zaid Maulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Anak Ingusan yang lagi Berusaha

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Hanya Boleh dalam Politik Kita Berselingkuh?

29 Agustus 2023   23:13 Diperbarui: 30 Agustus 2023   01:22 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

"Terimah Kasih Pernah Bersedia Berjuang Bersama Walaupun Tidak Tuntas."

Ketika membaca artikel yang ditulis oleh Ari Junaedi dengan judul "Antara Koalisi "Setengah Hati" dan "Setengah Mati"" di Kompas.com terbit pada 29/08/2023 pada pukul 05.45 WIB saya menemukan pencerahan bahwa Berselingkuh dalam Politik itu merupakan hal yang sangat bisa terjadi sebelum tenggat maksimal pendaftaran Bakal Calon. Karena Politik menurut saya merupakan sebuah "Seni"

Perlu kita ketahui bahwa saat ini ada tiga Calon Presiden yang sudah dideklarasikan oleh koalisinya. Antara lain Prabowo Subianto yang dideklarasikan oleh Partai Gerindra dengan berkoalisi Partai Kebangkitan Bangsa juga didukung oleh Partai Golongan Karya dan Partai Amanat Nasional. 

Ada pula Anies Baswedan yang dideklarasikan oleh Partai Nasdem dengan dampingan Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrat, mereka menamai koalisi mereka yakni Koalisi Perubahan Untuk Persatuan. 

PDI-Perjuangan pun tak mau ketinggalan dalam mendeklarasikan Calon Presidennya, Ganjar Pranowo lah yang dipilih oleh PDI-Perjuangan dengan koalisinya Partai Persatuan Pembangunan. Tetapi hingga saat ini dari ketiga Calon Presiden belum untuk mendeklarasikan Calon Wakil Presiden untuk ketiga calonnya.

Untuk mendeklarasikan Calon Wakil Presiden, para Calon Presiden juga harus menghitung secara matang kredibilitas Calon Wakilnya. Sehingga dalam memilihnya, para Calon Presiden ini tidak sembarangan. 

Tetapi menurut saya untuk Calon Presiden, semakin mendekati 19 Oktober yang mana batas Pendaftaran Bakal Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden akan terjadi perubahan.

Terdapat peluang untuk Partai Demokrat mendeklarasikan Calon Presidennya sendiri yakni Agus Harimurti Yudhoyono yang akan didampingi oleh Partai Persatuan Pembangunan melalui kadernya Sandiaga Uno yang keluar dari Partai Gerindra ataupun sebaliknya.

Sandiaga Uno ketika dia keluar dari Partai Gerindra pasti mempunyai keinginan ataupun strategi untuk maju menjadi salah satu calon. Sehingga bukan tidak mungkin bahwa nantinya Partai Demokrat akan keluar dari koalisinya saat ini jika Agus Harimurti Yudhoyono tidak dideklarasikan menjadi Calon Wakil Presiden. Begitu pula dengan Partai Persatuan Pembanguan yang akan menyongsong nama Sandiaga Uno untuk menjadi Calon Wakil Presiden dari Ganjar Pranowo. Wacana ini muncul ketika Ketua DPD PDI-Perjuangan Jawa Timur mengatakan bahwa terdapat peluang bahwa nama Ganjar-Anies akan bersatu.

Prabowo Subianto juga tengah memilah-milah untuk mengambil seseorang yang bakal menjadi Calon Wakilnya. Terdapat juga rasa iri dalam memilih Calon Wakil Presiden, pasalnya para Partai Politik yang didalam koalisi tersebut mempunyai kepentingan untuk mengusung para kadernya untuk menjadi Calon Wakil Presiden. 

Saat ini Partai Golongan Karya tengah mengusungkan Ketua Umumnya yakni Airlangga Hartarto untuk bersanding dengan Prabowo Subianto, sedangkan Partai Amanat Nasional juga tengah mengusung kadernya yakni Erick Thohir, tak lupa Partai Kebangkitan Bangsa juga sangat mutlak untuk mengusung Ketua Umumnya Muhaimin Iskandar untuk menjadi RI 2.

Bukan tidak mungkin ketika Prabowo Subianto memilih salah satu ataupun tidak ketiganya, maka ketiga Partai Politik ini berselingkuh ke koalisi lain yang dinilai menguntungkan untuk Partai Politiknya. Sehingga muncullah seni manuver politik tersebut.

Hal ini lumrah terjadi dalam politik. Karena Partai Politik pastinya akan banyak-banyak menghitung untuk menguntungkan partainya, karena ketika Partai Politik tersebut menang maka mereka akan banyak sekali mendapatkan kursi di DPR. 

Kursi DPR juga dalam UU No.7 Tahun 2017 tentang Pemilu disebutkan bahwa Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden hanya dapat diusulkan oleh Partai Politik atau gabungan Partai Politik dengan persyaratan meraih kursi DPR RI minimal 20 persen atau memperoleh minimal 25 persen suara sah nasional.

Berangkat dari itulah untuk Koalisi sekarang bukanlah koalisi permanen. Masih banyak sekali manuver-manuver politik yang akan dilakukan oleh para Partai Politik. 

Manuver inilah yang membuat politik menjadi seru untuk diamati. Karena setiap partai politik pastinya mempunyai kepentingan-kepentingan dalam mengusung kadernya untuk menjadi Bakal Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden. 

Sehingga menarik sebelum menunggu tanggal 14 Februari 2024 kita menunggu terlebih dahulu tanggal 19 Oktober. Karena 19 Oktoberlah kita bisa melihat secara pasti koalisi-koalisi permanen yang akan muncul, juga Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden untuk periode 2024-2029.

Mari kita bersama-sama menikmati keseruan politik ini hingga 19 Oktober mendatang.

Sumber:

https://nasional.kompas.com/read/2023/08/29/05450051/antara-koalisi-setengah-hati-dan-setengah-mati-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun