kenikmatan, penuh kemewahan, kehidupan mulus dan baik-baik saja padahal ia lalai dalam beribadah serta tertutup matanya akan mana yang baik dan mana yang benar. Hati-hati, karena bisa jadi semua kenikmatan tersebut adalah kenikmatan palsu yang disebut dengan istidraj.
Banyak orang yang hidup dalamOleh karena itu, kita sebagai umat muslim harus mengetahui apa itu  yang di namakan dengan istidraj. Maka dari itu, mari simak artikel berikut ini agar kita dapat memahami dengan baik apa itu istidraj, apa saja ciri-cirinya, serta bagaimana cara agar kita terjauhkan dari yang namanya istidraj.
Apa Sih Istidraj Itu?
Secara bahasa Istidraj diambil dari kata "daraja" yang berarti naik dari satu tingkatan ke tingkatan berikutnya. Sedangkan secara istilah, istidraj bermakna azab dalam bentuk kenikmatan. Istidraj adalah hukuman yang dari Allah SWT secara perlahan, dan tidak diberikan secara langsung. Hukuman tersebut berbentuk kenikmatan yang disegerakan, serta penundaan azab di akhirat nanti.
Ketika seorang muslim sering kali bermaksiat serta  lalai dalam beribadah, akan tetapi kehidupnya penuh kenikmatan dan kenyamanan, inilah tanda istidraj dari Allah SWT. Ia terjebak dalam kenikmatan dan kenyamanan tersebut, sedangkan ia justru semakin lalai dalam beribadah dan juga lalai terhadap kewajiban-kewajibannya sebagai seorang muslim.
Dalam Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali, istidraj artinya pembiaran. Yaitu pembiaran karena tidak mau berhenti bermaksiat. Istidraj merupakan peringatan keras dari Allah SWT.
Allah SWT berfirman di dalam QS. Al-Qalam ayat 44 sebagai berikut:
Artinya: "Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui," (QS. al-Qalam: 44)Â
Orang mukmin akan merasa takut dengan istidraj, yakni kenikmatan semu yang sebenarnya adalah murka dari Allah SWT. Adapun sebaliknya, orang-orang yang tidak beriman akan beranggapan bahwa kesenangan yang mereka peroleh merupakan sesuatu yang layak didapatkan.
Biasanya, istidraj diberikan kepada orang-orang yang mati hatinya. Mereka adalah orang yang tidak merasa bersalah atas kewajiban yang ditinggalkan dan tidak menyesal atas kemaksiatan yang terus dilakukan.
Apa Saja Ciri-Ciri Istidraj