Mohon tunggu...
Ahmad AN
Ahmad AN Mohon Tunggu... -

Tukang ketik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Mendidik Anak Cuma Agar Ia Bahagia, tapi Juga...

25 Agustus 2017   14:53 Diperbarui: 25 Agustus 2017   15:24 2141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kelima, hargai usaha anak. Jangan pernah melabeli dan menyalahkan anak. Mungkin suatu saat anak berbuat salah, kita sebagai orang tua wajib membenarkan. Tapi harus dipahami bahwa ada perbedaan sangat besar antara "menyalahkan" dan "membenarkan." 

Keenam, tidak menghina dan merendahkan hasil dari upaya anak. Kalau anak TK gambarnya masih jelek, ya wajar. Lha wong, kita sendiri saja bisa jadi kalau gambar masih acak-acakan. Ajarkan pada anak untuk melakukan sesuatu dengan benar, tapi jangan pernah menghina dan merendahkan hasil karya anak. 

Tentu mengasuh anak tidak segampang berteori. Ya, saya tahu. 

Bahkan kalau dipikir-pikir kembali, mungkin orang tua kita dahulu mendidik kita juga tidak begini-begini amat. Ya kan? Tidak rumit-rumit amat. Dan kita melalui waktu hingga saat ini dalam kondisi saat ini. 

Tapi anak-anak kita kelak akan menghadapi "dunia" yang berbeda dengan kita dahulu. Dunia yang entah seperti apa.

Dulu orang tua kita tidak menyiapkan kita untuk menghadapi dunia digital. Dunia yang terhubung dengen internet. Sesuatu yang tidak pernah kita dapatkan dahulu, karena saat ini anak-anak usia satu tahun pun sudah bisa ngomong "youtube..youtube..youtube..." 

Maka pengasuhan anak bukanlah garis finish, ia adalah garis start yang memang tidak ada finishnya. Mungkin finishnya adalah saat kita telah tiada, dan apa yang akan kita tinggalkan pada anak-anak kita?

Ingat pesan dari Frederick Douglass, "It is easier to build strong children than to repair broken men." 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun