d. Nama dan JulukanÂ
Remaja yang sensitif dan merasa malu saat teman-teman sekelompok menilai namanya buruk atau memberi julukan yang mencemooh. Hal ini dapat mempengaruhi konsep diri remaja secara negatif.Â
e. Hubungan KeluargaÂ
Hubungan yang erat dengan anggota keluarga dapat membantu remaja mengidentifikasi diri dengan orang tersebut dan mengembangkan pola kepribadian yang sama. Apabila tokoh tersebut sesama jenis, remaja akan lebih mudah mengembangkan konsep diri yang cocok untuk jenis sekitarnya.Â
f. Teman-Teman SebayaÂ
Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan teman-teman tentang dirinya. Kedua, remaja berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompok.Â
g. Â KreativitasÂ
Remaja yang diasah untuk kreatif dalam bermain dan tugas-tugas akademis cenderung mengembangkan perasaan individualitas dan identitas yang baik. Sebaliknya, remaja yang sejak awal masa kanak-kanak didorong untuk mengikuti pola yang sudah diakui akan kurang memiliki perasaan identitas dan individualitas.Â
h. Cita-CitaÂ
Cita-cita yang tidak realistis dapat menyebabkan remaja mengalami kegagalan, yang pada gilirannya menimbulkan perasaan tidak mampu dan reaksi bertahan dengan menyalahkan orang lain. Sebaliknya, remaja yang realistis tentang kemampuan mereka lebih banyak mengalami keberhasilan daripada kegagalan, yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan diri dan kepuasan diri, serta memberikan konsep diri yang lebih baik.Â
Metode Observasi