Mohon tunggu...
Zahwa Naelal firdausi
Zahwa Naelal firdausi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jika kamu tidak mengejar mimpimu, maka orang lain akan mempekerjakan kamu untuk mengajar mimpi mereka

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kesadaran Keragaman Bangsa untuk Wujudkan Indonesia yang Bhinneka

11 Juli 2022   16:57 Diperbarui: 11 Juli 2022   20:59 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masyarakat tidak dapat dibayangkan tanpa kebudayaan, dan keragaman   sebaliknya, kebudayaan hanya relevan karena masyarakat yang menciptakannya. kebudayaan dengan demikian dapat dipandang sebagai keseluruhan karya masyarakat, sekalipun pada saat yang bersamaan bisa disangkal bahwa kebudayaan juga membentuk kepribadian warga dari suatu masyarakat Sebaliknya, masyarakat tidak dapat dibayangkan tanpa keseluruhan karyanya itu yang sekaligus membuatnya spesifik dan dengan demikian membedakannya dari masyarakat yang lain Mungkin tidak berlebihan jika kebudayaan dipahami sebagai kepribadian" dari suatu masyarakat. Kebudayaan yang terdapat antara umat manusia itu sangat beraneka ragam. Artinya, kebudayaan aneka masyarakat. berbeda satu dari yang lain, demikian juga realisasinya dalam aneka masyarakat tidak terjadi dengan cara mau pun hasil yang sama. Jika ditilik dalam konteks "masyarakat Indonesia", ternyata sulit sekali untuk menunjuk, manakah sebenarnya yang dapat disebut sebagai "kebudayaan Indonesia"

Konflik mayarakat indonesia terhadap keragaman dan  kebudyaan  yang terutama memperlihatkan, bahwa masyarakat dan kebudayaannya tidak pernah berada dalam keadaan yang statis, tetapi selalu berada dalam proses yang dinamis. Hal itu disebabkan oleh "dalam masyarakat selalu bekerja dua macam kekuatan, yaitu kekuatan yang ingin menerima perubahan dan kekuatan yang menolak perubahan Kekuatan dalam masyarakat yang cenderung menerima perubahan sering disebut sebagai "kaum progresif", sedangkan mereka yang cenderung menolak perubahan dan mempertahankan keadaan yang ada sering disebut sebagai "kaum konservatif". Masing-masing itu mempunyai alasannya sendiri-sendiri untuk mengambil sikap yang demikian. Kaum progresif menginginkan perubahan biasanya karena dua alasan utama: pertama, mereka mengalami suatu keadaan yang tidak hendak mereka pertahankan lebih lanjut karena keadaan itu tidak memberikan kepuasan hidup atau malahan membuat mereka menderita secara berkepanjangan, atau kedua mereka menapak kemungkinan-kemungkinan baru yang diperkirakan akan membuat keadaan yang mereka alami akan menjadi lebih baik dan maju. Kaum konservatif biasanya mempunyai alasan yang sebaliknya: pertama keadaan yang mereka alami memang mereka nikmati. sehingga mereka tidak melihat adanya cukup alasan untuk mengubahnya. Atau bisa juga kemungkinan kemungkinan baru yang mereka lihat justru mengesankan akan menyurutkan mereka ke "barisan belakang". Terlepas dari proses kebudayaan yang melibatkan praktek adu kekuatan, baik secara argumentatif maupun secara fisik yang mengiringi perubahan-perubahan masyarakat, perubahan masyarakat yang terjadi bersama dengan perubahan kebudayaannya itu sebenarnya mempunyai suatu anatomi tertentu.

Pelestarian dan pengembangan nilai-nilai budaya merupakan salah satu upaya memelihara warisan budaya untuk kemudian ditransformasikan kepada generasi berikutnya. Upaya tersebut dilakukan untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa, memperkokoh jati diri bangsa dan memperkuat ketahanan budaya serta menumbuhkan kemandirian bangsa, sehingga dapat berdiri sejajar dalam hubungan antar bangsa. Dengan ketahanan budaya yang kuat maka dalam era globalisasi dimana arus global tidak mungkin kita bendung, bangsa Indonesia tidak saja mampu menangkal pengaruh negatif budaya asing, tetapi dapat pula melakukan ekspansi budaya ke bangsa lain. Kebudayaan dapat diteruskan secara sosial dengan pelajaran. Setiap warga masyarakat menerima kebudayaan itu tidak secara alamiah, tetapi melalui proses belajar yang disadari maupun yang tidak disadari Di zaman Orde Baru.

Kebudayaan Indonesia masa depan adalah kebudayaan yang dapat dijadikan acuan dalam mengarungi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,dalam suasana bersatu, rukun, dan damai. Namun tingkat kecerdasan, kreatifitas dan keterampilan pemilik dan pendukung kebudayaan masing-masing suku bangsa berbeda-beda, Dalam upaya meningkatkan daya penerapan nilai luhur budaya bangsa dalam perilaku masyarakat, adalah mewujudkan kesadaran untuk melestarikan kebudayaannya sehingga memiliki ketahanan dalam menghadapi pengaruh budaya asing. Disamping itu jug a perlu meningkatkan manusia Indonesia yang mempunyai sikap saling menghargai, mengakui dan menghormati adanya berbagai komunitas budaya untuk memperkukuh ikatan kebangsaan. Kebijakan peningkatan ketahanan budaya diharapkan agar masyarakat dapat turut serta melestarikan dan mengembangkan kebudayaan, sehingga memiliki ketahanan dalam menghadapi pengaruh budaya asing. Hal ini akan mendorong terwujudnya sikap masyarakat yang saling menghargai, mengakui dan menghormati di antara berbagai kominitas budaya, sehingga dapat memperkokoh ikatan kebangsaan dan hubungan antar bangsa

Indonesia posisi kebudayaan tidak dibedakan berdasarkan golongan budaya mayoritas atau minoritas, maju atau terbelakang, tinggi atau rendah. Dalam posisi seperti itu, hubungan antar budaya suku bangsa akan berlangsung dalam iklim yang harmonis, saling mengenal, saling mengahargai dan saling menghormati. Sebagai negara yang w ilayahnya berada dilintasan benua dan samudera bagian utara dan selatan, timur dan barat, disamping didiami penduduk asli juga tinggal penduduk pendatang. Mereka datang dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda seperti, China, Arab dan Be landa, yang kemudian bermukim, beranakketurunan, dan menjadi warga negara Indonesia. Secara perlahan terjadi asmilasi dan akulturasi budaya sehingga men ambah keragaman budaya Indonesia

Kewajiban bagi setiap lapisan masyarakat untuk mempertahankannya, dimana peran generasi muda sangat diharapkan untuk terus berusaha mewarisi budaya lokal dan akan menjadi kekuatan bagi eksistensi budaya lokal itu sendiri walaupun diterpa arus globalisasi. Upaya dalam Menjaga dan melestarikan budaya Indonesia dapat dilakukan dengan kita harus bangga Mengenali budaya daerah sendiri melestarikan budaya bangsa juga sangatlah penting. Bagaimanapun juga pemerintah memiliki peran yang sangat besar dalam upaya pelestarian kebudayaan lokal di tanah air.Pemerintah harus mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang mengarah pada upaya pelestarian kebudayaan nasional. Salah satu kebijakan pemerintah yang pantas didukung adalah penampilan kebudayaan-kebudayaan daerah disetiap eventevent akbar nasional, misalnya tari-tarian, lagu daerah dan pertunjukkan sarung ikat dan sebagainya. Lebih konkrit lagi pada akhir-akhir ini Presiden Joko Widodo mewajibkan semua jajarannya agar setiap event penting nasional seperti pada HUT RI tanggal 17 Agsutus setiap tahun mengenakan pakaian tradisional masing-masing berdasarkan daerah asalnya. Hal ini perlu diapresiasi karena merupakan salah satu upaya dalam melestarikan budaya Indonesia . Semua itu dilakukan sebagai upaya pengenalan kebudayaan lokal kepada generasi muda, bahwa budaya yang ditampilkan itu adalah warisan dari leluhurnya,bukan berasal dari negara tetangga, demikian juga upaya-upaya melalui jalur formal pendidikan

Kesimpulan

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memliki kaya keberagaman yang memiliki banyak budaya yang sangat beragam, seperti budaya orang jawa yang terkenal dengan unggah-ungguh atau kesopanan, budaya sunda yang terkenal dengan kelembutannya, dan masih banyak budaya-budaya lainnya yang ada tersebar diwilayah Indonesia dengan budaya yang beragam dari sabang sampai merauke tidak hanya masalah bahasa, namun seni-seni yang di miliki budaya Indonesia pun juga sangat banyak. Kita tahu bahkan masing-masing daerah di Indonesia memiliki lagu daerah masing-masing, tidak hanya lagu daerah juga ada alat musik, rumah adat, pakaian adat, dll Keanekaragaman suku bangsa yang menciptakan keanekaragaman budaya dan kepercayaan adalah mozaik Indonesia, bagaikan beranekaragam bunga budaya di taman sari tanah air Indonesia.

Dengan demikian keberagamaan merupakan fenomena budaya karena terjadi melalui proses pewarisan pengetahuan dan nilai-nilai dalam suatu komunitas Hal yang sering kali muncul ketika bersinggungan dengan perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan atau yang lebih dikenal dengan istilah SARA adalah konflik Pada masyarakat majemuk, konflik SARA sering muncul dengan berbagai latar belakang penyebab konflik, lebih-lebih apabila menyikapi kemajemukan itu dengan cara saling memaksakan kehendak antara satu golongan dengan golongan lainnya Konflik antar suku di Indonesia mestinya tidak terjadi apabila seluruh suku bangsa di Indonesia mampu memahami dan mengamalkan semboyan bangsa kita, "Bhinneka Tunggal Ika" yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Dalam dinamika kehidupan manusia yang bersinggungan dengan budaya-budaya, dakwah tidak hanya dimaknai sebagai sikap maupun dipahami sebagai sistem nilai dan pesan yang menyertai efek suatu dakwah, tetapi dakwah juga berperan dalam menyelesaikan konflik antar budaya sehingga sangat penting ketika bersentuhan dengan nilai budaya yang dianut masyarakat.

Karena tidak sepenuhnya budaya-budaya yang berkembang dalam masyarakat itu baik dan maslahat bagi manusia meskipun budaya tersebut sudah ada dan berkembang dalam masyarakat Keberagaman budaya secara asasi dan menyeluruh dapat dipahami bahwa dalam proses kehidupan manusia sangat penting untuk saling mengenal, mengerti dan memahami satu sama lain, baik secara individu, kelompok, maupun suku bangsa. kebudayaan dengan demikian dapat dipandang sebagai keseluruhan karya masyarakat, sekalipun pada saat yang bersamaan bisa disangkal bahwa kebudayaan juga membentuk kepribadian warga dari suatu masyarakat Sebaliknya, masyarakat tidak dapat dibayangkan tanpa keseluruhan karyanya itu yang sekaligus membuatnya spesifik dan dengan demikian membedakannya dari masyarakat yang lain Mungkin tidak berlebihan jika kebudayaan dipahami sebagai kepribadian" dari suatu masyarakat.

Jika ditilik dalam konteks "masyarakat Indonesia", ternyata sulit sekali untuk menunjuk, manakah sebenarnya yang dapat disebut sebagai "kebudayaan Indonesia" Konflik mayarakat indonesia terhadap keragaman dan  kebudyaan  yang terutama memperlihatkan, bahwa masyarakat dan kebudayaannya tidak pernah berada dalam keadaan yang statis, tetapi selalu berada dalam proses yang dinamis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun