Mohon tunggu...
Zahwa Aurellya Azhari
Zahwa Aurellya Azhari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo! Saya seorang mahasiswa di Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengulas Musikalisasi Puisi Chairil Anwar "Derai-Derai Cemara" - Banda Neira

1 Juli 2023   05:13 Diperbarui: 1 Juli 2023   05:40 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chairil Anwar (Pinterest)

Puisi karya Chairil Anwar yang berjudul "Derai-Derai Cemara" memiliki kata yang sangat indah dan menyimpan sejuta makna. Puisinya mampu membuat pembaca merasakan duka dan pedih dalam setiap kata. Puisi ini menyampaikan proses perjalanan hidip manusia yang tidak mudah dan tidak sesuai dengan harapan yang dimilikinya, dan pada akhirnya membuat mereka menyerah pada takdir dan menyadari bahwa kematian adalah akhir dari segalanya.

Dilansir dari jurnal Absurditas dalam puisi Derai-derai Cemara Karya Chairil Anwar (2021) Muhammad Husni, makna puisi "Derai-Derai Cemara" adalah soal usaha manusia yang tidak pasti. Dalam puisi tersebut, Chairil Anwar menyebutkan bahwa kehidupan adalah proses yang sangat panjang dan akan terus berjalan.

Tanpa disadari, seiring berjalannya waktu manusia akan dihadapkan pada suatu kondisi yang tidak bisa dilawan. Mau tidak mau, suka tidak suka, usia seseorang akan terus bertambah dan tubuh yang kian renta. Hal ini terlihat dalam kalimat 'ada beberapa dahan ditingkap merapuh'. Selain usia yang terus bertambah, manusia juga pasti akan menghadapi masalah dan tidak akan bisa menyangkalnya. Pada bait ketiga penulis ingin menjelaskan bahwa sebenarnya kehidupan itu hanya menunda kekalahan, yang mau tidak mau harus dijalani.

Chairil Anwar menutup puisi tersebut dengan kepasrahan dan ketidak berdayaan tokoh 'aku' dalam puisi "Derai-Derai Cemara". Apabila disimpulkan, puisi "Derai-Derai Cemara" adalah soal usaha manusia dalam menjalani kehidupannya yang tidak pasti. Dibalik upayanya tersebut, manusia harus dihadapkan pada usia yang terus bertambah, kondisi tubuh yang kian renta, dan masalah yang terus bergulir. Hingga akhirnya, puisi milik Chairil Anwar ini menggambarkan keputusasaan dan kepasrahan manusia dalam menjalani kehidupannya yang absurd ini.

Berikut makna dari penggalan musikalisasi puisi "Derai-Derai Cemara" secara rinci:

Cemara menderai sampai jauh

Terasa hari akan jadi malam

Ada beberapa dahan di tingkap merapuh

Dipukul angin yang terpendam

Ini menggambarkan tentang seseorang yang telah kehilangan sesuatu dalam dirinya. Bisa jadi, itu merupakan harapan atau cita-citanya. Ketika seseorang tidak berhasil menggapai cita-citanya, semua menjadi terasa hampa dan gelap. Tentu saja kehampaan dan gelap ini membuat seseorang menjadi rapuh. Apalagi ketika segala kegundahannya atau kekecewaannya hanya dipendam sendiri, maka masalah itu akan semakin membebani diri.

Aku sekarang orangnya bisa tahan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun