Beberapa bulan lalu, saya menghadiri undangan resepsi pernikahan di gedung yang cukup mewah. Ekspektasi saya tinggi dengan keluarga yang mengundang ini dan memastikan akan hadir.Â
Mengingat mereka di mata kami adalah gambaran keluarga yang cukup taat dalam beribadah sehari-hari dengan pakaian yang islami yang selalu terjaga. Pastilah tidak akan ada acara yang aneh-aneh, pikir kami.Â
Eh ternyata, saat di lokasi resepsi kami mendengar alunan musik-musik yang seperti biasanya di kampung-kampung. Kami kira hiburannya bakal hiburan yang islami, seperti nasyid atau qasidah. Ternyata hiburannya group band yang vokalisnya seorang perempuan berpakaian serba terbuka.Â
Duh, kami mengusap dada. Benar-benar ya, casing tidaklah selalu sama dengan isinya. Bukankah kita sebagai pengundang jasa hiburan dapat merequest kepada mereka agar vokalis menggunakan pakaian sesuai selera kita.Â
Bahkan saya pernah menyaksikan seorang vokalis band berjilbab rapi, longgar dan menutup. Ternyata itu permintaan dari tuan rumah yang punya acara.Â
Kan logikanya, kita yang bayar mereka. Kalau mereka tidak mau memenuhi permintaan kita kan bisa kita batalkan dan cari pengisi hiburan lainnya. Sekali lagi, hiburan terkadang tak lagi menghibur bagi penonton dan pendengarnya.
Saya pernah mendapat nasehat seorang kawan bahwa mungkin kita tidak akan sanggup menghentikan kedzoliman akibat ulah orang-orang tertentu di tempat tertentu, terlebih orang tersebut punya jabatan dan pangkat yang tak bisa dilawan.Â
Tunggu sajalah kata teman saya itu, kematian nanti yang akan menghentikan kedzolimannya. Anda pembaca, pasti pernah mengalami di tempat tinggal atau tempat kerja Anda bahwa kedzoliman itu terputus atau terhenti setelah oknum pembuat kedzoliman meninggal dan kita menjadi lebih tenang dan nyaman. Kalaupun terjadi kedzoliman terulang  oleh penerus setelahnya, sikapi sama saja jika tangan kita tak mampu menghentikannya.Â
Tunggu saja sampai ia meninggal, pasti akan terputus kedzolimannya. Bisa jadi oknum-oknum tersebut meninggal akibat terkabulnya do'a-do'a banyak orang yang terdzolimi, bisa melalu kecelakaan atau melalui penyakit yang menyerang hingga kematian datang. Karena sebagaimana kita ketahui salah satu doa yang makbul adalah doa orang-orang yang terdzolimi.Â
Maka kita perlu hati-hati, bisa jadi orang-orang di sekitar kita menjadi terdzolimi akibat ulah tangan dan kebijakan kita. Semoga kita bisa menyadari, sebelum doa mereka terkabut. Ih ngeri ya jadinya.
Bila dikaitkan dengan hiburan orgen tunggal yang tidak lagi menghibur di atas, maka nasehat kawan tadi bisa kita terapkan ketika kita tak lagi mampu menyetop budaya-budaya yang mengganggu.Â