"Anakku ini mau ujian lho, bu..", kata mamakku kepada salah satu penumpang.
"Lhoh, memangnya anak buta juga ujian bu?", tanya penumpang yang diajak ngomong mamakku.Â
Aku hanya tersenyum kecut mendengar pertanyaan itu. Tetapi aku maklum sih, banyak kok yang akan bertanya seperti itu.
"Ya iya lah, bu.. Anakku dan teman-teman di sekolahnya juga ujian kayak anak-anak SD. ", jawab mamak.
"Kata bu Mira, ujiannya memang tidak sama plek dengan ujian anak SD. Disesuaikan gitu..", lanjut mamak dengan semangat.Â
Mungkin mamak bicara seperti itu agar orang-orang tahu kalau anak SLB juga sama-sama belajar di sekolah. Dan sama-sama ujian juga.
***
Kami berkumpul di lapangan sekolah. Biasanya lapangan ini dipakai untuk upacara bendera. Tetapi sudah dua tahun ini tidak dipakai untuk upacara.
"Ayo kita pemanasan terlebih dahulu, kemudian nanti kita ujian satu per satu..", kata pak Irwan kepada kami.
Kami pemanasan selama beberapa menit. Kemudian kami satu persatu diuji. Khusus untuk anak tunanetra seperti aku, ujian praktiknya lari. Akan dihitung waktu tempuh larinya.
Kami menunggu dipanggil. Karena ternyata banyak sekali yang ujian. Selain tunanetra juga ada anak tunagrahita dan tunarungu.