Maka perang pendidik atau orangtua sangat penting untuk mengenalkan konsep wujud gajah tersebut. Yang dapat dilakukan adalah dengan mempergunakan benda tiruan.Â
Tetapi ketika menjelaskan, pendidik atau orangtua dapat memberitahu kepada anak tunanetra bahwa ukuran benda atau hewan asli tersebut lebih besar berapa ratusan atau ribu kali dari benda tiruan. Atau berapa kali dari ukuran kita. Misalkan dari beratnya berapa kali dari berat badan kita.Â
Selain itu, misalkan gajah, dengan ukurannya yang besar maka dapat ditunggangi oleh manusia. Â Dengan demikian, anak tunanetra dapat membayangkan seberapa besar benda atau hewan tersebut.
Hal tersebut dapat dipergunakan untuk menjelaskan konsep wujud Candi Borobudur, Candi Prambanan dan lainnya. Sehingga anak tunanetra tak hanya mengenal nama benda atau hewan saja. Tak hanya tahu hewan itu punya kaki dua atau empat tanpa pernah meraba hewan asli atau tiruan.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita. Kita dapat memanusiakan anak dengan keterbatasan penglihatan dengan cara memberikan pengetahuan yang benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H