Belajar menulis dan membaca adalah hak setiap anak. Tak terkecuali bagi anak tunanetra. Belajar untuk mereka tentu saja berbeda dengan anak normal yang menulis dan membaca huruf awas.
Lalu bagaimana pendidik memberikan pembelajaran menulis dan membaca huruf braille pada anak tunanetra? Yuk simak di bawah ini.
1. Melatih kepekaan jemari anak tunanetra
Motorik anak tunanetra bisa dengan membedakan macam kacang-kacangan, kain kasar halus, kertas tebal tipis. Dengan cara tersebut maka anak akan terbiasa dengan permukaan benda kasar halus yang akan dapat digunakan ketika belajar membaca tulisan braille.
2. Menghafal huruf braille
Penting bagi anak untuk menghafal huruf braille. Dengan hafal huruf braille maka anak akan mudah ketika belajar menulis dan membaca huruf braille. Misalkan huruf a titik 1. Huruf b titik 1, 2. Huruf c titik 1, 4. Dan seterusnya sampai huruf z.
Tentu saja yang dihafalkan adalah huruf kecil braille. Sementara untuk huruf besar atau huruf balok nanti hanya ditambah titik 6 sebelum huruf braille.
Apakah mudah dalam mengajarkan menghafal huruf braille? Jawabannya adalah tergantung anak dan kerjasama dengan orangtua di rumah. Jika orangtua memperhatikan hal tersebut maka akan lebih mudah bagi anak untuk menghafal huruf braille.
3. Belajar menulis huruf braille
a. Dengan rekenplank (papan braille)
Belajar permulaan bagi anak tunanetra adalah menulis pada papan braille. Tentu saja anak dikenalkan dengan alat tulis ini terlebih dahulu.
Papan braille ini terbuat dari kayu yang diberi lubang. Ketentuan setiap huruf dibatasi oleh garis. Pada setiap kotak akan mewakili sebuah huruf.
Anak dikenalkan titik-titik tersebut. Kemudian diberikan pembelajaran untuk menulis dengan memasukkan paku rekenplank. Paku-paku ini aman untuk anak karena tidak runcing seperti paku pada umumnya.
Kemudian anak diajari untuk menulis sesuai dengan hafalan huruf yang sudah dikuasai. Anak memasukkan paku-paku sesuai dengan huruf tersebut.
b. Dengan reglet dan stillus
Belajar menggunakan reglet dan stillus bisa dikatakan lebih sulit daripada belajar menulis memakai papan rekenplank. Karena anak mulai dikenalkan untuk belajar memasang kertas pada reglet.
Selain itu belajar menulis braille dari arah kanan. Sementara untuk membaca dimulai dari arah kiri (huruf timbulnya). Mudah tidaknya untuk memberikan pembelajaran ini tergantung pada si anak. Semakin cerdas dan motivasi belajarnya bagus maka akan lebih mudah.Â
4. Belajar membaca huruf dan tulisan braille
a. Membaca huruf pada papan braille
Membaca huruf braille pada papan braille akan lebih mudah karena ukuran paku-pakunya besar. Anak lebih mudah untuk meraba huruf-huruf tersebut.
b. Membaca huruf braille (hasil menulis engan reglet dan stillus)
Membaca huruf braille dari hasil menulis dengan reglet stillus lebih sulit bagi anak tinanetra pemula. Karena permukaan huruf braille yang menonjol ukurannya kecil.
Jika kepekaan jari anak tunanetra belum terbiasa maka akan lebih sulit. Tetapi dengan latihan dan motivasi dari keluarga maka anak akan lebih mudah untuk belajar membaca pada kertas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H