Papan braille ini terbuat dari kayu yang diberi lubang. Ketentuan setiap huruf dibatasi oleh garis. Pada setiap kotak akan mewakili sebuah huruf.
Anak dikenalkan titik-titik tersebut. Kemudian diberikan pembelajaran untuk menulis dengan memasukkan paku rekenplank. Paku-paku ini aman untuk anak karena tidak runcing seperti paku pada umumnya.
Kemudian anak diajari untuk menulis sesuai dengan hafalan huruf yang sudah dikuasai. Anak memasukkan paku-paku sesuai dengan huruf tersebut.
b. Dengan reglet dan stillus
Belajar menggunakan reglet dan stillus bisa dikatakan lebih sulit daripada belajar menulis memakai papan rekenplank. Karena anak mulai dikenalkan untuk belajar memasang kertas pada reglet.
Selain itu belajar menulis braille dari arah kanan. Sementara untuk membaca dimulai dari arah kiri (huruf timbulnya). Mudah tidaknya untuk memberikan pembelajaran ini tergantung pada si anak. Semakin cerdas dan motivasi belajarnya bagus maka akan lebih mudah.Â
4. Belajar membaca huruf dan tulisan braille
a. Membaca huruf pada papan braille
Membaca huruf braille pada papan braille akan lebih mudah karena ukuran paku-pakunya besar. Anak lebih mudah untuk meraba huruf-huruf tersebut.
b. Membaca huruf braille (hasil menulis engan reglet dan stillus)
Membaca huruf braille dari hasil menulis dengan reglet stillus lebih sulit bagi anak tinanetra pemula. Karena permukaan huruf braille yang menonjol ukurannya kecil.